Guru Besar FK Undip Semarang Buka-bukaan Soal Pemalakan dr Risma oleh Senior, Bukan Uangnya Sendiri

photo author
- Senin, 2 September 2024 | 18:55 WIB
Guru Besar FK Undip Semarang, Prof. Zainal Muttaqin buka-bukaan soal isu pemalakan duit oleh senior kepada dr Risma. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Guru Besar FK Undip Semarang, Prof. Zainal Muttaqin buka-bukaan soal isu pemalakan duit oleh senior kepada dr Risma. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa dr Aulia Risma, mahasiswi Fakultas Kedokteran Program Anestesi PPDS dipalak oleh seniornya berupa uang puluhan juta.

Hal itu pun langsung ditanggapi oleh Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang, Prof. Zainal Muttaqin.

Zainal menuturkan uang puluhan juta yang disebut sebagai hasil pemalakan bukan uang Aulia pribadi.

Secara detail Zainal menjelaskan dr Risma saat itu merupakan penanggungjawab angkatan. Ia memang ditugasi mengumpulkan iuran dari teman-temang seangkatannya. Uang itu digunakan untuk uang makan mahasiswa PPDS Anastesi.

Baca Juga: Nasib Praktik Program Anestesi PPDS Undip Semarang: Ditutup di Kariadi, Tak Mumpuni jika di RSND

“Si Risma kebetulan dia pengelola, penanggung jawab angkatan, dia mengumpulkan uang sebesar Rp30 juta perbulan dari temen-temennya, bukan untuk seniornya, tapi untuk makan mereka sendiri,” ujar Zainal usai aksi solidaritas FK Undip, Senin, 2 September 2024.

Kemudian Zainal menambahkan, uang puluhan juta itu merupakan iuran mahasiswa semester awal.

Mahasiswa semester pertama itu setiap bulan iuran Rp 3 juta rupiah per bulan selama 1 semester.

"Penerimaan PPDS itu setiap semester bukan setiap tahun. Jadi mereka yang semester 1 iuran ada 10 sampai 12 orang. Tiap bulan Rp 3 juta untuk biaya makan 84 orang, itu hanya dilakukan selama 1 semester atau 6 bulan. Satu angkatan, bukan per orang," jelas dia.

Baca Juga: Dekan Fakultas Kedokteran Undip Diberhentikan Buntut Dugaan Kasus Bullying, Ini Pembelaannya

Kemudian uang itu digunakan untuk membeli makanan. Ia menyebut, dokter residen memiliki jadwal yang padat, sehingga, tidak semuanya bisa beristirahat di waktu yang sama.

"Uang itu mereka kelola sendiri kok, bukan dikelola seniornya, atau departemennya, dan itu kesepakatan tiap bagian akan berbeda karena siklus kerja tiap departemen tidak sama. Nanti kalau mereka tahun kedua itu tidak lagi, giliran yang tahun pertama, mereka mendapatkan uang yang mereka tabung itu," jelas Zainal.

Selain itu Zainal juga menyayangkan pernyataan Kemenkes yang tiba-tiba mengungkap bila dr Aulia dipalak puluhan juta oleh seniornya.

Namun Zainal menegaskan, bullying memang ada namun itu merupakan prilaku individu bukan institusi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X