SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- Ibu dr Aulia Risma, mahasisiwi PPDS Anestesi Fakultas Kedokteran Undip Semarang ternyata menyimpan satu fakta yang baru diungkap.
Fakta dari ibu dr Aulia Risma yang bernama Nuzmatun Malinah adalah bahwa ternyata keluarga sempat melaporkan kondisi kesehatan korban yang drop saat menjalani pendidikan ke kepala prodi. Namun, tidak pernah direspons.
Hal tersebut dikatakan pengacara keluarga korban Misyal Ahmad usai membuat pelaporan di Polda Jateng.
Baca Juga: Guru Besar FK Undip Semarang Buka-bukaan Soal Pemalakan dr Risma oleh Senior, Bukan Uangnya Sendiri
Misyal mengatakan, korban menjalani pendidikan atau bekerja di RSUP dr Kariadi sejak pukul 03.00 hingga 01.30 WIB atau hampir 24 jam.
"Korban almarhumah ini dalam menjalankan penidikannya mendapat waktu pendidikan yang tidak lazim. Setiap hari harus bekerja atau mendapatkan proses pendidikannya dari jam 3 pagi sampai jam setengah 2 malam," ujar Misyal di Polda Jateng, Rabu 4 September 2024.
Kemudian Misyal menambahkan korban mengaku beban pendidikan membuat kondisinya drop.
Nuzmatun yang tidak tega melihat kondisi korban sempat melaporkan ke kepala prodi tapi tidak mendapat tanggapan yang baik.
"Keluarga sudah memberitahu ke kepala prodi tapi tidak mendapat tanggapan yang baik. Dan terjadilah hal yang tidak kami inginkan," jelas dia.
Tidak hanya itu, bahkan pelaporan kepada dosen atau kepala prodi ini tidak hanya sekali namun berulangkali. Itu terjadi sejak tahun 2022.
"Ya setiap ananda ini mengeluh, beliau melaporkan. Jadi berkali kali beberapa kali sejak 2022, tapi tidak ada peruhana jam belajar terus tidak ada penanganan yg maksimal dari guru gurunya sehingga terjadi hal seperti ini," imbuh Misyal.
Selain beban kerja yang berat, korban juga kerap diancam, diintimasi dan diperas oleh senior-seniornya.