Lalu saat ditanya apakah Megatrust bisa memicu gempa secara beruntun, Heri menerangkan bahwa secara harfiah, tipe gempa ada 3.
Baca Juga: Terungkap Sosok Pemilik Jet Pribadi yang Dinaiki Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu: Kebuka Semuanya!
Yaitu gempa yang diawali dengan gempa awal (foreshock) lalu gempa utama (mainshock) dan gempa susulan (aftershock).
"Kemudian ada gempa yang langsung gempa utama atau besar. Dan diikuti oleh gempa-gempa susulan. Mindshock yang diikuti aftershock. Ada yang gempa tidak ada utama, susulan dan awalan. Kekuatannya sama," ungkapnya.
Sedangkan apabila terjadi, skenario terburuk dari Megatrust adalah tsunami.
Selain bisa menimbulkan tsunami, lanjut Heri, juga menimbulkan goncangan besar dengan gempa kekuatan atau perhitungan para ahli dengan skala terburuknya 8,7. Goncangan itu hampir merata di seluruh wilayah jawa tengah itu terdampak.
Itu dengan kekuatan berkisar antara sekitar 5 sampai atau dalam shakemap, 5 sampai 8 mmt. Tentu bangunan yang kurang bagus atau tidak tahan terhadap gempa bumi bisa mengalami kerusakan.
Baca Juga: Sudah Terima Laporan, Polda Jateng Minta Saksi Lain Kasus dr Aulia Risma Ikut Buka Suara
"Contohnya pada gempa di Gunung Kidul dengan kekuatan 5,8 terupdate 55, hampir seluruh Jawa tengah terasa. Dengan skala goncangannya sekitar 2 sampai 3 MMI," bebernya.
Oleh karena itu, Heri berpesan Megatrust masih berupa potensi bukan prediksi. Apabila prediksi, pihaknya bisa tahu kapan terjadi.
"Tapi kalau potensi, kita tahu bahayanya, kita tahu ancamannya. Tapi kita tidak tahu kapan akan terjadinya. Dengan tahu potensi maka upaya mitigasi-mitigasi itu yang harus disosialisasikan. Gempa memang tidak bisa diprediksi. Belum, tepatnya," pungkasnya.
Di sisi lain Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengeluarkan Surat Edaran tentang langkah dan upaya kesiapsiagaan seluruh instansi dan masyarakat terkait ancaman megathrust. Sebab, ancaman tersebut berpotensi gempa dan tsunami.
Surat Edaran Nomor 360.0/2094 tertanggal tertanggal 28 Agustus 2024 itu ditandatangani Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno.
Surat tersebut untuk merespon informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait zona megathrust di Indonesia.