Jadi malam sebelum pembunuhan itu, Adhi mengaku dibohongi oleh Robiyatul. Adhi dengan akun fake-nya memergoki story Robiyatul sedang pergi keluar. Padahal di akun aslinya, dia tidak menemui itu.
Dengan amarah dan cemburu buta, Adhi mencoba menghampiri Robiyatul. Firasat buruknya terbukti, Robiyatul sedang naik motor bersama seorang pria.
Setelah tahu posisi Robiyatul, Adhi membuntuti. Hingga akhirnya dia mencegat di sekitar area kosan.
Saat mencegat di area sekitar kosan, dia berhasil memepet teman laki-laki Robiyatul tadi setelah dia mengantar ke kosannya. Tujuannya memang ingin menginterogasi.
"Saya tanyain dia katanya cuma teman," tambah Adhi. Teman Robiyatul tadi dia biarkan melenggang pergi saja.
Namun gejolak hati Adhi sudah kadung mendidih. Meski sudah tahu bahwa pria tadi adalah teman Robiyatul, dia tidak puas.
Dengan membawa pisau yang dia beli saat kerja di Palu dulu, Adhi menghampiri Robiyatul. Begitu sampai di kosannya, pagar depan sudah dikunci, namun hal itu tak mematahkankan upaya Adhi. Dia sudah kadung kalap.
Adhi benar-benar menghampiri Robiyatul dengan memanjat tembok kosan untuk menuju balkon dan menuju kamar pacarnya di lantai dua.
Baca Juga: Dibunuh Secara Sadis, Pelaku Pembunuhan di Peterongan Semarang Tusuk Korban Sebanyak 15 Kali
Lalu begitulah yang terjadi. Usai menghunuskan 15 tusukan, kamar Robiyatul tampak porak-poranda.
Adhi memang berkata jika waktu tidak ada percakapan. Namun tampaknya ada sejenis duel kecil sampai akhirnya Robiyatul meregang nyawa.
"Saya menusuk di bagian perut waktu sama-sama berdiri. Kemudian saya dorong lalu tusukan di dada dan setelah pingsan saya tambahi di pinggul," terangnya.
Kamar Robiyatul tidak hanya berantakan, namun banjir darah. Setelah itu, terlihat dari CCTV, Adhi berjalan santai saja keluar kosan dengan pisaunya seolah habis memenangkan duel.
"Waktu itu karena dendam saya puas tetapi akhirnya menyesal," ungkapnya.