Kemudian ketika sudah kelihatan langsung di masjid dibunyikan bunyi beduk. Duk duk duk duk.
Dulu Kabupaten Semarang itu ada di Kanjengan. Maka disebut Kanjengan karena itu tempatnya Kanjeng Bupati menempati kantornya di sana, termasuk rumah tinggal di Kajengan di bunyikan bunyi meriam. Der, der.
"Maka dug der dug der menjadilah sebuah akronim nama dugderan. Nah, itu memang dugderan itu digunakan untuk mengumpulkan orang. Berarti begitu ada dug dan der itu berarti sudah pengumuman. Maka orang sudah kumpul semua, kumpul di alun-alun untuk mendengarkan Bupati menyampaikan hasil ruyah yang kita sebut suhuf halaqah tadi," pungkasnya.