AYOSEMARANG.COM -- Gereja Mater Dei Semarang menggelar teatrikal Jalan Salib untuk memperingati Jumat Agung sebagai rangkaian Tri Suci Hari Paskah, Jumat 18 April 2025.
Teatrikal ini mengangkat judul, "Ultimatum Sragi Visum" atau pengorbanan maksimal dari diri Yesus.
Dalam teatrikal kali ini berbeda dari tahun lalu. Kalau sebelumnya ada unsur Jawa, kini para pemeran lebih mendominasi kostumnya dengan nuansa kolosal pada zaman Romawi kuno, zaman Yesus dulu.
Sejak pagi, 40 aktor dan 15 orang crew pembantu bersiap melakukan visualisasi kesengsaraan Yesus.
Baca Juga: Tertahan karena Belum Bayar, Pemkot Semarang Dorong Sekolah Swasta Serahkan Ijazah Siswa
Salah seorang pemeran Yesus bernama Nara yang juga wakil Orang Muda Katolik (OMK) Gereja Mater Dei, menjalani perannya dengan mendalam.
Teatrikal Jalan Salib dimulai dari Taman Getsemani, Yesus yang bercengkrama bersama dua muridnya. Muridnya tertidur, dan Yesus digoda oleh iblis. Sehingga, hati Yesus tergoncang.
Tidak hanya Yesus, iblis juga menghasut Yudas Iskariot salah seorang murid. Yudas pun tergoda setelah diiming-imingi menukar Yesus dengan 30 keping uang.
Iblis juga mempengaruhi orang-orang supaya terhasut untuk melakukan penyaliban. Sehingga, Yesus disiksa, dicambuk, dikenakan mahkota dari duri.
Orang-orang yang terhasut akhirnya meminta Yesus memikul kayu salib. Berat kayu salib itu membuat Yesus berjalan tertatih-tatih. Deritanya makin menjadi-jadi usai Yesus berjalan sambil dicambuk serta disalin di tiang kayu salib tadi.
Baca Juga: Geger Ulat Muncul di Menu MBG SMP Negeri 1 Semarang, Ini Kata Sekolah dan Katering
Melihat anaknya yang menderita itu membuat Maria bersedih. Air matanya menderas dan berjatuhan ke tanah.
Namun, setelah penyaliban, dan wafat, orang-orang dan para prajurit mulai menyesal. Mereka mulai bertobat dan menyemayamkan Yesus.
Usai teatrikal Jalan Salib itu, Kepala Paroki Mater Dei Lampersari Endra Wijayanto mengajak umat untuk merenungi peristiwa itu.