AYOSEMARANG.COM -- Truk sampah milik Pemerintah Kota Semarang sempat viral di media sosial karena kondisinya yang rusak namun masih tetap beroperasi di jalanan kota.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, menyatakan komitmennya untuk memperbaiki armada truk sampah yang sudah tak layak. Langkah ini dilakukan agar pengangkutan sampah tidak mengganggu kenyamanan masyarakat dan pengguna jalan.
Pernyataan itu disampaikan Agustina saat membuka Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) RPJMD Kota Semarang Tahun 2025–2029, yang digelar di Semarang pada Senin, 5 Mei 2025.
Selain demi kenyamanan lalu lintas, perbaikan truk dan kontainer sampah dilakukan agar kinerja petugas kebersihan semakin maksimal di lapangan.
Baca Juga: Penonton Puncak HUT Semarang ke-478 Kota Membeludak, Anak-anak dan Perempuan Banyak yang Pingsan
"Kelihatannya di penggal sini enggak ada kontainer sampah yang rusak, tapi di sana ada, setiap penggal jalan ada, jadi banyak (yang rusak)," ujarnya, dikutip Selasa 6 Mei 2025.
Namun, tidak seluruh truk sampah akan diperbaiki. Pemkot Semarang akan melakukan seleksi berdasarkan kondisi armada: apakah perlu perbaikan total, penggantian kontainer, atau hanya perbaikan ringan pada bagian tertentu.
Kontainer bak sampah yang mengalami kerusakan berat juga akan diganti dengan material yang lebih kuat dan tahan lama.
Agustina mengakui bahwa anggaran dari APBD Kota Semarang untuk perbaikan truk sampah sebenarnya tidak besar. Namun, Pemkot mendapat dukungan dari kalangan swasta melalui program tanggung jawab sosial perusahaan corporate social responsibility (CSR).
Baca Juga: Viral! Balap Liar di Semarang Telan Korban, Motor Hancur Berserakan di Jalan
"Ada tawaran bantuan dari pihak luar seperti pengusaha, pokoke wis piye carane harus selesai. Nanti kami ada anggaran berapa, lalu cari pihak luar," sambungnya.
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, saat ini terdapat 170 unit truk sampah rusak dari total 421 armada yang tersedia.
Kepala DLH Kota Semarang, Arwita Mawarti, menyebutkan bahwa perbaikan dinilai sebagai solusi tercepat, mengingat pengadaan unit baru membutuhkan waktu lebih lama.
"Kontainer langsung kami tarik dan masukkan ke bengkel untuk memperbaiki plat dinding yang bolong. Kami akan mengganti pelatnya,” ujarnya beberapa waktu lalu.
