Di Antara Bara Api dan Abu Kremasi

photo author
- Kamis, 19 Juni 2025 | 13:50 WIB
Martono, petugas kremasi di Krematorium Kedungmundu Semarang. Martono sudah bekerja selama 32 tahun. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Martono, petugas kremasi di Krematorium Kedungmundu Semarang. Martono sudah bekerja selama 32 tahun. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - 32 tahun sebelum hari ini, tepatnya selepas lulus SMA, Martono tak punya bayangan apapun dalam menentukan langkahnya ke depan. Mau kuliah juga berat di ongkos, sehingga dia ingin bekerja saja.

Beberapa profesi sudah dia jalani namun tidak ada yang bikin dia betah. Sampai kemudian tawaran itu datang dari salah seorang kerabat. Kerjanya tidak berat, namun masih jarang yang mengerjakan.

"Kerja apa itu? Tanya Martono.

"Bakar jenazah dan ngumpulin abunya," kata orang itu.

Tanpa pikir panjang Martono datang ke tempat itu, yakni rumah pembakaran jenazah yang cukup tua di Semarang bernama Krematorium Kedungmundu.

Krematorium Kedungmundu berlokasi di Tandang, Kecamatan Tembalang bagian bawah. Atau lebih tepatnya di antara kepungan pemakaman Tionghoa.

Jalan menuju krematorium melewati banyak pemukiman di sekitar Kedungmundu. Namun ketika akan memasuki krematorium, kanan-kiri jalan adalah deretan makam Cina dengan berbagai ornamen bongpaynya.

Saat ini, pemukiman di sekitarnya ramai, meskipun kalau malam tetap saja sepi dan bikin bergidik. Tapi bayangkan puluhan tahun lalu atau tak perlu jauh-jauh, belasan tahun lalu, masa di mana pemukiman belum seramai sekarang dan lampu-lampu jalanan belum melimpah; tentu dua kali lipat bikin merinding.

"Makanya tidak banyak yang mau ambil pekerjaan ini. Ya karena dulu banyak yang takut," ungkap Martono, dengan tangan penuh abu hitam dan tubuh yang berpeluh.

Hawa panas di tempat kerjanya membuat tangannya meraih gelang lalu mengikat rambutnya ke belakang. Martono juga punya kumis lebat. Dengan penampilan seperti itu, Martono lebih mirip seorang paranormal dibanding petugas kremasi.

Saat ditemui pada Selasa 17 Juni 2025, Martono sedang sibuk karena belakangan ini krematorium ramai sekali.

Hari itu saja, 5 tungku terpakai semua. Praktis, Martono tampak hilir mudik mengatur suhu dan membuka tutup pintu baja untuk memastikan segalanya sudah terbakar.

Proses pembakaran atau kremasi jenazah di dalam tungku Krematorium Kedungmundu Semarang. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Proses pembakaran atau kremasi jenazah di dalam tungku Krematorium Kedungmundu Semarang. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

Ruangan Krematoriun Kedungmundu dibagi menjadi dua sisi. Sisi pertama adalah ruangan pelayat menaruh jenazah di tungku.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Rekomendasi

Terkini

X