Kronologi Empat Pemancing Tewas di Perairan Tambak Lorok Semarang, Satu Masih Hilang

photo author
- Rabu, 20 Agustus 2025 | 08:26 WIB
empat pemancing dilaporkan meninggal dunia akibat terseret arus di perairan Tambak Lorok Semarang. (Instagram/infokriminalsemarang)
empat pemancing dilaporkan meninggal dunia akibat terseret arus di perairan Tambak Lorok Semarang. (Instagram/infokriminalsemarang)

AYOSEMARANG.COM -- Tragedi laut terjadi di perairan Tambak Lorok, Semarang, pada Selasa 19 Agustus 2025. Sebanyak empat pemancing dilaporkan meninggal dunia akibat gelombang tinggi dan angin kencang saat memancing di sekitar pintu masuk Pelabuhan Tanjung Emas.

Kepala BPBD Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto, menjelaskan kronologi bahwa rombongan pemancing awalnya berangkat sekitar pukul 07.00 WIB menggunakan perahu milik warga Tambak Lorok. Mereka memancing di area dam lampu merah pintu masuk pelabuhan.

"Pada pukul 11.30 WIB sampai di lokasi ditemukan 7 orang yang ditemukan, lima orang hilang situasi gelombang tinggi dan angin kencang," ujarnya, dikutip Rabu 20 Agustus 2025.

Baca Juga: Kronologi Kecelakaan di Jalan Majapahit Semarang: Motor Gagal Nyalip, Terlindas Truk Sampai Tewas

Menurut Endro, pemilik perahu bernama Singgih sempat menjemput para pemancing sekitar pukul 10.30 WIB setelah cuaca memburuk. Namun, kondisi laut yang tidak bersahabat membuat sebagian korban terseret arus.

Ia menambahkan, pencarian baru dilakukan kembali pada pukul 14.00 WIB karena ombak tinggi menyulitkan tim SAR.

"Pada pukul 16.00 WIB diketemukan dua mayat," sambungnya.

Hasil penyisiran petugas menyimpulkan bahwa empat orang meninggal dunia, dua di antaranya tewas di lokasi kejadian, sementara dua lainnya meninggal dalam perjalanan.

Baca Juga: PDAM Klarifikasi Penemuan Mayat di Reservoir Siranda: Tidak Ada Masalah dengan Air karena Bukan Distributor Utama

"Sementara satu orang masih dalam pencarian dan tujuh orang selamat. Total korban berjumlah 12 orang," lanjutnya Endro.

Pencarian korban saat ini ditunda sementara lantaran kondisi ombak masih tinggi dan angin bertiup kencang.

"Jadi para pemancing tidak saling mengenal karena ketemu di lokasi atau tempat mancing satu perahu," pungkasnya.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: adib auliawan herlambang

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X