SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Dr. Kariadi adalah sosok yang kerap disinggung ketika membicarakan Peristiwa Pertempuran 5 Hari di Semarang.
Kalau dari cerita yang beredar, dr Kariadi bahkan jadi pemicu Pertempuran 5 Hari di Semarang.
Lalu sebetulnya siapa dr Kariadi dan apa perannya sehingga jadi pemicu Pertempuran 5 Hari di Semarang?
Pemerhati Sejarah Mozes Christian Budiono menerangkan dr. Kariadi, lahir di Malang pada 15 September 1905.
Dia adalah seorang Bokter Indonesia lulusan NIAS (Nederlandsch Indische Artsen School) Sekolah Kedokteran untuk Pribumi di Surabaya dan lulus pada 1931.
Begitu lulus, dr. Kariadi bekerja sebagai asisten tokoh pergerakan, dr. Soetomo, di Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting (CBZ) di Surabaya.
Kepala Laboratorium Malaria di Rumah Sakit Purusara Semarang (kini RSUP Dr. Kariadi). Istrinya, DRG. Sunarti, adalah perempuan pertama dalam sejarah kedokteran Indonesia yang menjadi Dokter gigi.
"Ia pernah menjadi dokter malaria di Kalimantan dan Papua, meneliti sekaligus membantu pengobatan masyarakat di sana. Di Semarang sendiri, ia menjabat sebagai kepala laboratorium dan dikenal sebagai sosok tenang, cerdas, dan berdedikasi tinggi," kata Mozes yang juga jadi kurator pameran arsip dan foto Pertempuran 5 Hari di Semarang di Rumah Poehan Kota Lama.
Mozes melanjutkan waktu itu situasi berubah cepat pada Oktober 1945. Kota Semarang memanas.
Ketegangan antara pemuda Indonesia dan tentara Jepang meningkat, situasi bisa meledak kapan saja. Di tengah kekacauan itu, beredar rumor air beracun—isu yang menyebut pasokan air minum di Semarang telah diracuni oleh tentara Jepang.
“Dia itu mau mengecek kebenaran kabar peracunan air itu,” kata Mozes.
Baca Juga: Temui Gubernur Ahmad Luthfi, Perbasi Jateng Bakal Kembangkan Industri Olahraga Bola Basket
Menurut berbagai catatan, dr. Kariadi mendapat telepon dari rumah sakit (yang kini menyandang namanya) untuk memastikan kabar tersebut.