Lewat PIJAR, Pemkot Semarang, KNPI dan Undip Kolaborasi Perkuat Kesehatan Mental Remaja

photo author
- Selasa, 14 Oktober 2025 | 20:58 WIB
Walikota Semarang Agustina Wilujeng dan Ketua KNPI Yohana Citra dalam peluncuran program PIJAR di RSWN. (Humas Pemkot)
Walikota Semarang Agustina Wilujeng dan Ketua KNPI Yohana Citra dalam peluncuran program PIJAR di RSWN. (Humas Pemkot)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Pemerintah Kota Semarang bersama Rumah Sakit Daerah K.R.M.T. Wongsonegoro (RSWN) dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Semarang meluncurkan Program PIJAR (Pemuda Peduli dan Jaga Kesehatan Mental Remaja), sebuah gerakan kolaboratif untuk memperkuat ketahanan mental remaja di tengah tantangan era digital.

Acara yang berlangsung di Ballroom Paviliun Amarta Lt.3 RSWN ini dirangkaikan dengan Seminar Kesehatan Mental Remaja bertema “Scroll With Care: Remaja, Media Sosial, dan Kesehatan Mental”.

Kegiatan diikuti oleh 90 guru Bimbingan Konseling SMP se-Kota Semarang, 20 pengurus KNPI, serta 10 mahasiswa BEM Psikologi UNDIP.

Dalam sambutannya, Wali kota Semarang, Agustina Wilujeng menyampaikan apresiasi kepada RSWN, KNPI, dan Fakultas Psikologi UNDIP atas inisiatif membentuk jejaring pendampingan kesehatan mental bagi pelajar.

Baca Juga: Pusat Industri Pimpin Kenaikan Upah, Ini 10 Daerah dengan UMK Tertinggi di Jawa Timur 2025

“Saya bersyukur ketika KNPI, RSWN, kemudian Fakultas Psikologi Undip nanti mungkin menyusul Fakultas Psikologi yang lain untuk bisa hadir, menjemput bola masuk ke sekolah-sekolah khususnya anak-anak SMP atau teenagers. Mereka yang berada pada usia belasan tahun yang sangat rentan terhadap gejala-gejala gangguan penyakit mental." ujar Agustina, pada Selasa 14 Oktober 2025.

Agustina menyoroti tantangan utama remaja masa kini yang tumbuh di tengah banjir informasi. Menurutnya, media sosial kini bukan sekadar alat komunikasi, melainkan juga ruang pembentukan jati diri yang bisa memengaruhi kesehatan mental.

“Kadang kita mencari validasi sosial dari layar kecil di tangan kita. Anak-anak yang tumbuh tanpa kendali di ruang digital bisa kehilangan arah, kalau tidak ada pendampingan,” jelasnya.

Ia juga menegaskan pentingnya memperkuat peran guru BK dan sekolah sebagai lingkungan aman bagi siswa untuk berbagi cerita dan menjaga keseimbangan emosional.

“Guru BK bukan hanya pembimbing akademik, tetapi garda depan dalam menjaga ketahanan mental anak-anak kita,” tegas Agustina.

Direktur RSWN, dr. Eko Krisnarto, Sp.KK, menambahkan bahwa kesehatan jiwa menjadi salah satu masalah kesehatan terpenting di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, lebih dari 35 juta orang mengalami depresi, dan sebagian besar berasal dari kelompok usia remaja.

Sebagai langkah nyata, RSWN mengembangkan instrumen deteksi dini gangguan mental remaja berbasis digital bernama Sultan Mataram, yang terintegrasi dalam aplikasi MyRSWN dan dapat diunduh di Playstore.

Baca Juga: Pembahasan Lengkap Section 8 Enrichment Bahasa Inggris Kelas 8 Halaman 147 Buku English for Nusantara

"Sejak tahun 2024, RSWN telah mengunjungi 15 sekolah dengan lebih dari 6.000 siswa melakukan skrining mandiri, dan 720 di antaranya terindikasi membutuhkan pendampingan psikolog." Jelas dr.Eko.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X