SEMARANG — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah menyebut banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kota Semarang selama lebih dari sepuluh hari terakhir belum tergolong berat.
Kepala BPBD Jawa Tengah Bergas Catursasi Penangguhan menjelaskan, kondisi tersebut masih masuk kategori banjir sedang, meski genangan air di beberapa kawasan belum sepenuhnya surut.
Menurut Bergas, fenomena ini dipengaruhi masa transisi dari kemarau ke musim hujan, yang ditandai dengan hujan deras disertai angin kencang.
Baca Juga: Rekayasa Cuaca di Semarang Kurangi Curah Hujan 70 Persen, Warga Diminta Tetap Waspada
“Kalau dari informasi BMKG, puncak musim hujan baru terjadi pada Januari–Februari. Saat transisi seperti sekarang, cuaca memang ekstrem,” katanya, dikutip Ayosemarang.com, Selasa 4 November 2025.
Ia menambahkan, upaya penanganan banjir terus dilakukan secara paralel. Pemerintah daerah bekerja sama dengan BNPB dan BMKG melalui Operasi Modifikasi Cuaca (OMC), serta pembangunan kolam retensi untuk mengurangi debit air di kawasan langganan banjir.
Selain itu, BPBD Jawa Tengah juga menyiagakan 30 pompa mobile, termasuk pompa rumah di sejumlah titik rawan seperti Tenggang (6 unit), Sringin (5 unit), dan Trimulyo (2 unit) dengan kapasitas pompa antara 150–500 liter per detik.
Baca Juga: Tidur Bersama Jenazah Ibu, Kakak Adik di Kendal Patuhi Wasiat Tak Merepotkan Orang Lain
Meski demikian, Bergas menegaskan bahwa sistem pengendalian banjir di Kota Semarang masih perlu dilengkapi agar genangan air bisa cepat surut dan tidak meluas ke permukiman warga.