Rekayasa Cuaca di Semarang Kurangi Curah Hujan 70 Persen, Warga Diminta Tetap Waspada

photo author
- Selasa, 4 November 2025 | 09:07 WIB
Ilustrasi. rekayasa cuaca yang dilakukan berhasil mengurangi curah hujan di di Semarang, Demak, dan sekitarnya. (Ayobandung/Restu Nugraha)
Ilustrasi. rekayasa cuaca yang dilakukan berhasil mengurangi curah hujan di di Semarang, Demak, dan sekitarnya. (Ayobandung/Restu Nugraha)

AYOSEMARANG.COM -- Upaya rekayasa cuaca yang dilakukan di langit Jawa Tengah diklaim berhasil menurunkan curah hujan hingga 70 persen.

Langkah ini menjadi bagian dari mitigasi banjir di wilayah Pantura, terutama di Semarang, Demak, dan sekitarnya.

Hingga awal November 2025, tercatat sudah 48 sortie penerbangan dilakukan untuk operasi modifikasi cuaca. Setiap sortie membawa sekitar 1 ton garam (NaCl), sehingga total 48 ton bahan semai telah disebar di langit Jawa Tengah.

Baca Juga: Tidur Bersama Jenazah Ibu, Kakak Adik di Kendal Patuhi Wasiat Tak Merepotkan Orang Lain

"Kalau hitungan persentase (mengurangi) 70 persen. Daerah mana saja yang perlu diintervensi? Wilayah yang masih ada genangan atau hulu sungai yang mengarah ke pantura," ujar Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB, Agus Riyanto, dikutip Ayosemarang.com, Selasa 4 November 2025.

Menurut Agus, operasi ini dilakukan karena curah hujan dalam beberapa pekan terakhir melebihi normal. Tanpa intervensi tersebut, penanganan banjir di wilayah Semarang dan Demak akan semakin berat.

Ia menambahkan, rekayasa cuaca tidak perlu dilakukan jika seluruh infrastruktur penanggulangan banjir berfungsi dengan baik.

“Curah hujan yang tinggi bisa mengalir lancar dan tertampung di drainase, kemudian pompanisasi ke laut juga lancar. Di sisi lain, tampungan air di kolam retensi juga optimal,” sambungnya.

Baca Juga: Waspada Macet! Jalan Kaligawe Semarang Ditutup Bergilir 3–5 November, KAI Lakukan Perbaikan Rel Kereta

Agus menjelaskan, prinsip modifikasi cuaca adalah mengalihkan awan hujan agar tidak jatuh di daratan.

"Awan yang berpotensi membawa hujan ke daratan, maka diantisipasi. Usahakan tidak masuk ke daratan. Hujan diarahkan ke perairan atau laut," lanjutnya.

Meski rekayasa cuaca dinilai cukup efektif, masyarakat Jawa Tengah diimbau tetap waspada menghadapi musim penghujan yang mulai meningkat.

Supervisi Operasional Modifikasi Cuaca Posko Jawa Tengah BMKG Pusat, Fikri Nur Muhammad, menegaskan bahwa keberhasilan modifikasi cuaca bukan satu-satunya solusi mengatasi potensi banjir.

"Ini peralihan musim kemarau ke musim penghujan jadi harus waspada. Dan puncak hujan di November Desember, akan terjadi hujan yang signifikan," pungkasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: adib auliawan herlambang

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X