“Kalau Pangeran Diponegoro berjuang dengan senjata, maka Kiai Sholeh Darat berjuang dengan ilmu, naskah, dan tulisan. Itulah jihad intelektual yang membangun kesadaran bangsa,” tuturnya.
Mego juga mengimbau masyarakat agar membantu ANRI dalam menemukan dan menyerahkan naskah-naskah asli karya Kiai Sholeh Darat supaya bisa direstorasi dan didigitalisasi untuk pelestarian sejarah.
Baca Juga: Kecelakaan Karambol di Jalan Arteri Yos Sudarso Semarang, Satu Wanita Luka Serius
Seminar internasional itu juga menampilkan diskusi ilmiah lintas negara yang membahas transliterasi naskah Pegon, tafsir klasik, dan jaringan ulama Jawa–Haramain. Para akademisi menekankan pentingnya digitalisasi karya KH Sholeh Darat agar nilai-nilai perjuangannya dapat dikenalkan kepada generasi muda.
Kolaborasi antara Pemkot Semarang, ANRI, Undip, pesantren, dan komunitas masyarakat diharapkan menjadi langkah konkret dalam memperkuat berkas pengajuan gelar Pahlawan Nasional bagi KH Sholeh Darat, sosok ulama yang menyatukan ilmu, iman, dan nasionalisme.