KENDAL, AYOSEMARANG.COM - KH Mustofa Bisri atau Gus Mus melihat sosok KH Wildan Abdul Chamid (almaghfurlah) adalah kiai terdahulu yang antik.
Saat peringatan wafatnya KH Wildan Abdul Chamid dan abahnya KH Abdul Chamid pada Jumat 24 Februari 2023 malam, Gus Mus menjuluki Kiai Wildan sebagai sebagai 'Kiai Kuno'.
“Beliau termasuk kiai yang istimewa, jadi tidak cuma mengajar saja, tapi juga mengarang kitab. Selain itu berusaha mengamalkan ilmunya,” kata Gus Mus.
Baca Juga: Padukan Cita Rasa Lokal, Ice Cream di Kendal Pakai Toping Cendol Sukun
Kondisi itu berbeda dengan kiai-kiai atau ulama zaman sekarang. Yang secara keilmuan bisa tapi urusan mengamalkan menjadi hal yang tidak dipertimbangkan.
“Jadi cuma pintar akal saja,” sindirnya.
Ia mencontohkan saat Kiai Wildan mengajarkan Quran dan Hadist maka ia harus menata hati dan perilakunya seperti akhlak Quran dan Nabi Muhammad.
“Itulah istimewanya, makanya beliau itu termasuk kiai terdahulu yang kuno,” jelasnya.
Gus Mus menyaksikan langsung karena sejak kecil dirinya diasuh oleh KH Wildan saat mondok ngaji di rumahnya bersama ayahnya KH Bisri Mustofa.
“Pandai dan Fasih berbahasa arab. Bahkan setiap hari selalu ketika berbincang-bincang dengan abah (KH Bisri Mustofa) selalu menggunakan bahasa Arab,” jelasnya.
Baca Juga: Alokasi Pupuk Urea Subsidi di Kendal Ditambah tetapi Jatah Petani Sama
Saking dekatnya, Gus Mus mengaku Kiai Wildan sudah seperti keluarga.
“Jadi kedekataan saya itu bukan karena beliau sebagai lurah pondok saja, tapi sudah orang ndalem (keluarga, Red) sendiri,” paparnya.
KH Mohammad Farid Fad Wildan, putra KH Wildan Abdul Chamid mengatakan bahwa ayahnya merupakkan sosok kiai yang antik. Salah satunya tidak mau terlibat dalam politik praktis.