KENDAL, AYOSEMARANG.COM -- Berniat menolong seorang pengendara motor yang terjatuh di Jalan Pantura Karangsuno Cepiring, becak yang mengangkut ibu dan dua anak tercebur ke saluran irigasi. Seorang bayi berusia satu bulan hanyut terbawa arus sungai, dan ditemukan meninggal dunia.
Becak yang membawa ibu dan 2 anak ini dikemudikan Tio warga Bogor, yang berjalan dari arah Semarang. Keluarga ini rencananya hendak menuju Bogor menggunakan becak, namun di Jalan Raya Pantura Karangsuno ada pengendara motor yang terjatuh.
Pengemudi becak kemudian turun hendak menolong pengendara motor yang terjatuh, dan becak ditinggal di pinggir saluran irigasi. Penumpang becak yang juga istrinya Wiwik bersama 2 anaknya Ahmad Junaidi berumur 1,5 tahun dan seorang bayi berusia 1 bulan Putri Afana tidak turun.
Baca Juga: Bongkar Resep Sambal Bawang ala Bu Rudy, Bisa Jadi Ide Jualan Hasilkan Cuan Banyak
Becak kemudian melaju sendiri dan tercebur ke saluran irigasi Desa Karangsuno Jumat 9 Juni 2023 malam. Wiwik berhasil menyelamatkan anak pertamanya, sementara sang bayi yang tertidur hanyut terbawa arus sungai yang deras. Spontan Tio sang ayah bayi berusaha mencari dengan menceburkan ke saluran irigasi.
“Waktu itu saya sedang mengayuh becak dari Semarang hendak ke Bogor. Kemudian ada pengendara sepeda motor menyerempet becak saya dan terjatuh. Spontan saya berhenti dan hendak menolong pemotor yang jatuh. Becak saya tinggal dan tiba-tiba tercebur ke saluran karena posisinya memang dekat,” jelasnya saat diperiksa di Mapolsek Cepiring.
Dibantu warga Tio mencoba mencari bayinya yang hanyut, sementara Tim SAR BPBD bersama relawan PMI serta LPBI NU Kendal menyisir sungai. Korban berhasil ditemukan 200 meter dari lokasi hanyut dalam kondisi meninggal dunia.
Baca Juga: Sekilas tentang Timnas Palestina yang akan Berlaga di FIFA Matchday Melawan Indonesia
Korban kemudian dievakuasi ke RSUD Soewondo Kendal untuk divisum, sementara ibu dan ayah korban dibawa ke Mapolsek Cepiring untuk dimintai keterangan. Rencananya korban akan dimakamkan di Karangsuno Cepiring dan ayah serta ibu korban mengurungkan niat ke Bogor dan memilih kembali ke Semarang.