Antraks Mengancam Jateng, Disnakkeswan Gerak Cepat Siapkan 25 Ribu Dosis Vaksin

photo author
- Jumat, 7 Juli 2023 | 14:31 WIB
Sapi salah seorang peternak di Kota Semarang. Hewan ternak di Jateng terancam diserang antraks.  (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Sapi salah seorang peternak di Kota Semarang. Hewan ternak di Jateng terancam diserang antraks. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

 
SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyiapkan 25 ribu dosis vaksin antraks untuk ternak, yang berada di wilayah perbatasan dengan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hal ini dilakukan, menyusul adanya temuan kasus antraks di Gunung Kidul, DIY.
 
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jateng Agus Wariyanto mengatakan, sejumlah langkah strategis ditempuh, antara lain, pengetatan lalu lintas ternak dan penyiapan vaksin antraks. 

Langkah ini dilakukan guna menghindari penularan antraks, sebab penyakit ini dapat menular dari hewan ke manusia atau zoonosis.

Baca Juga: KRONOLOGI Pekerja Bangunan Tewas Tertimbun Longsor di Ngaliyan Semarang, Sempat Selamatkan Rekannya
 
Ia menjelaskan, penyakit ini ditimbulkan bakteri Bacillus Anthracis. Jika hewan ternak terjangkiti, dapat tertular ke manusia.

Selain itu, spora yang ditimbulkan penyakit ini, bisa bertahan hingga 75 tahun, meski bangkai hewan yang tertular telah dikubur.
 
Oleh karena itu, Agus berharap warga Jateng tetap waspada tetapi tidak panik. Penyakit ini bisa dicegah agar tidak menular ke manusia, asalkan menerapkan prosedur ketat.
 
"Memang penyakit ini zoonosis, bisa menular ke manusia. Tetapi upaya pencegahan penting, misal kalau terjadi antraks (bangkai hewan) dikubur, kalau perlu dicor dan ditandai. Karena sporanya bisa bertahan 75 tahun. Sehingga generasi berikutnya tahu di situ ada hewan yang tertular," ujarnya, Kamis 6 Juni 2023.

Baca Juga: Pelaku Pembacokan di Karaoke JBL Mangkang Semarang Diburu, Diduga sebelum Kejadian Ada Pertikaian
 
Ia mengatakan, Jawa Tengah memiliki sejumlah pos lalu lintas ternak yang berbatasan dengan DIY. Seperti Bagelen di Purworejo, Salam di Magelang dan Klaten. Untuk itu, Agus menginstruksikan petugas bersiaga.
 
Selain penerapan prosedur kesehatan, juga pengetatan pemeriksaan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH), atau asal hewan tersebut. Hal itu menurutnya penting untuk menyekat sebaran hewan terutama dari daerah yang diduga menjadi episentrum penyebaran antraks.
 
"Untuk vaksin, kami sudah siapkan 25 ribu (dosis). Tentunya untuk hewan yang ada di daerah rentan, prioritasnya untuk daerah yang berbatasan dan punya (potensi) berdampak langsung," paparnya.
 
Ia menyebut, penyediaan vaksin untuk membentengi hewan yang belum tertular agar lebih imun. Sehingga risiko penularan dapat ditekan.

Baca Juga: Taman Majapahit Semarang, Tempat Hiburan Favorit Anak di Era 80-an, Gulung Tikar karena Kalah Saing dari Mall
 
Agus mengatakan, hingga saat ini Jawa Tengah masih dinyatakan bebas antraks. Namun demikian, ia tidak menampik kasus tersebut pernah terjadi di Jateng beberapa waktu silam.
 
Di antaranya, Kabupaten Klaten pada 1990, Kabupaten Semarang pada 1991, Kota Surakarta di tahun 1991 dan 1992. Selain itu wilayah Boyolali juga pernah terjangkit antraks pada tahun 1990 hingga 1992 dan terakhir 2012.
 
Adapula Karanganyar pada 1992, Kabupaten Pati pada 2007, Kabupaten Sragen pada 2010 dan 2011 , serta Kabupaten Wonogiri.
 
"Kami imbau masyarakat tidak perlu panik tapi tetap waspada. Masyarakat cepat laporkan bila mana ada hewan yang sakit. Kalau ada manusia yang sakit (diduga tertular antraks) segera berobat. Tetap jaga kesehatan ternak, jikalau terjadi terapkan prosedur, semuanya harus bergerak dari pemerintah hingga masyarakat," jelasnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: adib auliawan herlambang

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

XLSMART Gelar Pesantren Digital di Demak

Minggu, 14 Desember 2025 | 22:24 WIB
X