SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, meminta pihaknya untuk melakukan penelitian sosial sebagai upaya mendukung pembenahan dan pengembangan Kota Lama Semarang dari berbagai aspek.
Hal ini dilakukan Wali Kota Semarang karena Kota Lama Semarang telah menjadi destinasi wisata unggulan kota dalam beberapa tahun belakangan ini berkat keberhasilan penataan dan revitalisasi tempat bersejarah tersebut oleh Pemerintah Kota Semarang.
“Kami ingin mendapatkan masukan-masukan yang merupakan tantangan. Saya ingin ada pandangan sudut pandang lain di luar BPK2L. Kami butuh ada masukan-masukan, ada saran-saran yang harusnya lebih galak, greget gitu untuk Kota Lama Semarang,” ujar Ita, sapaan akrab wali kota dalam kegiatan FGD Kolaborasi dalam Penataan Situs Kota Lama di Ruang Sitroom Balaikota, Minggu 9 Juli 2023.
Baca Juga: Pelaku Perampokan Selebgram Semarang Michael Rendy Orang Dekat, Incar Uang untuk Bayar Hutang
Ita lalu menambahkan Kota Lama Semarang masih menghadapi beberapa persoalaan dalam pengelolaannya.
Mulai dari kondisi lingkungan Kota Lama yang rawan terkena rob, kurangnya RTH, belum optimalnya pemanfaatan bangunan yang ada, hingga belum adanya kejelasan mengenai tupoksi pengelola Kota Lama dan kurangnya koordinasi antar stakeholder.
“Tantangan yang dihadapi kota lama Semarang sebenarnya sama atau mirip dengan tantangan-tantangan yang dihadapi oleh kota-kota tua yang ada di Eropa seperti di Polandia, Italia, Kroasia dan Slovenia yaitu keterbatasan dana perawatan maupun perencanaan,” lanjut Ita.
Baca Juga: Operasi Patuh Candi 2023 Polda Jateng Digelar 14 Hari, Simak Aturan yang Wajib Dipatuhi
Oleh karena itu, Wali Kota Semarang tersebut juga mencoba memberikan solusi dengan Collaborative Governance.
“Collaborative governance ini ada banyak bahan pendukungnya. Salah satunya kerja sama membangun komunitas dan kelembagaan. Kalau kita melihat di Kota Lama Semarang ini ada namanya BPK2L tetapi sepertinya belum optimal mengkolaborasi antara pemerintah dengan komunitas-komunitas yang ada,” imbuh Mbak Ita.
Dirinya pun berharap, ke depannya kolaborasi dalam pengelolaan Kota Lama dapat ditingkatkan sehingga menjadi cagar budaya yang terawat sekaligus destinasi wisata yang indah, aman, serta nyaman bagi pengunjung maupun bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya.
Baca Juga: Pembunuh Pria di Karaoke JBL Mangkang Semarang Ditangkap di Kendal, Ini Tampangnya
Karena itu pihaknya tengah menggali faktor-faktor yang berhubungan langsung dengan kolaborasi dalam pengelolaan Kota Lama Semarang.
“Hasil konstruksi atau analisa faktor-faktor yang kami lakukan menunjukkan bahwa dalam dimensi proses (pengelolaan) perlu mengoptimalkan kerja sama, konsistensi, negosiasi, kompromi, koordinasi, pengawasan kebijakan. Dan dalam dimensi kelembagaan perlu melibatkan pemerintah, pihak swasta dan juga akademisi maupun media di dalam pengelolaan Kota Lama,” tandas Ita.