Sudah Ada Sejak 1467, Air Sumur Masjid Baitul Atiq Morodemak Dipercaya Bisa Sembuhkan Penyakit

photo author
- Senin, 7 Agustus 2023 | 12:15 WIB
Sumur keramat Masjid Baitul 'Atiq Desa Morodemak, Kecamatan Bonang, Demak.  (ivo)
Sumur keramat Masjid Baitul 'Atiq Desa Morodemak, Kecamatan Bonang, Demak. (ivo)

DEMAK, AYOSEMARANG.COM -- Dikabarkan air Sumur di Masjid Baitul Atiq Desa Morodemak, Kecamatan Bonang, Demak terkenal keramat. Banyak masyarakat setempat dan luar desa mengambil air tersebut sebagai perantara obat dan keselamatan.

Marbot Masjid Baitul Atiq, Ahmad Misbah mengatakan, bahwa air sumur tersebut ada sejak berdirinya masjid yang dibangun oleh Sunan Barmawi atau Sunan Mumbul (terbang) sekitar 1467. Sumur tersebut kini berbentuk sepertiga lingkaran, dikasih pembatas pagar besi di serambi masjid.

Konon sumur tersebut merupakan tempat sumber air yang digunakan wudhu oleh Sunan Barmawi. Kini sumur tersebut rasanya sudah asin lantaran terdampak rob dan abrasi.

Baca Juga: Mencicipi Rujak Werak yang Legendaris, Hanya Ada di Desa Morodemak Demak

"Masyarakat itu minta barokah melalui air sumur ini supaya penyakit, biasanya penyakit anak kecil itu badan panas, kadang orang lanjut usia juga ada yang kakinya sakit. Diminum sedikit karena rasa airnya sudah asin, sama dibasuh pada bagian tubuh yang sakit," ujar Misbah beberapa waktu lalu.

"Luar desa juga, orang dari Kadilangu itu justru banyak mengambil air di sumur ini," sambungnya.

Senada tokoh Masyarakat Desa Morodemak, Murtadlo (72) mengatakan, bahwa ia menjadi saksi bahwa warga desa Morodemak yang lumpuh mengambil air sumur tersebut sebagai pengobatan.

Baca Juga: Dibangun Sunan Mumbul, Masjid Morodemak Dipercaya Lebih Tua dari Masjid Agung Demak

"Setelah mengambil air sumur itu sampai rumah disiramkan orang yang sakit dengan telanjang, sekali (mengambil air sumur) langsung sembuh dari lumpuhnya," tutur Murtadlo.

Ia menambahkan bahwa air sumur tersebut juga digunakan oleh nelayan setempat sebelum melaut. Yakni dengan disiramkan ke kapal dengan berharap mendapat keselamatan.

"Segala penyakit, termasuk untuk menyiram kapal nelayan untuk melaut," lanjut Murtadlo.

Ia menuturkan bahwa peninggalan sejarah di masjid terseut masih asli. Seperti beduk sejak 1903, sementara mimbar dan mustaka ia kurang tahu persis tahun berapa.

"Kalau mimbar ukirannya seperti era majapahit," tuturnya.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: adib auliawan herlambang

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X