DEMAK, AYOSEMARAMG.COM -- Kenalkan rujak werak yang hanya ada di Desa Morodemak, Kecamatan Bonang, Demak. Rujak tersebut dengan rasa khas kecut dari air kelapa yang disimpan selama 4 hari.
Citarasa rasa rujak werak segar sangat nikmat dinikmati suasana pesisir yang panas. Rasa kecut, manis lutis gula jawa, dan pedas sambal cabai campur asem membuat lidah bergetar. Rasa krenyes bengkuang yang diparut menambah legit rujak tersebut.
Penjual rujak werak menduga bahwa werak adalah istilah dari air kelapa yang disimpan. Lantaran resep tersebut sudah ada sejak turun temurun dan dikenal sebagai rujak werak.
Baca Juga: Asul Usul Jamu Coro Peninggalan Kasultanan Demak Bintoro, Masih Eksis hingga Kini
"Bengkuang diparut, dikasih sambel lutis, sambel weraknya yang pedes dikasih asem garam lombok trasi," terang penjual rujak werak, Rosidah (43) di serambi rumahnya, beberapa waktu lalu.
"Airnya kelapanya disimpan dalam botol 4 hari. Biar seger. Kalau manis kan gak enak (degan atau kaya es buah). Kan harus kecit," imbuhnya.
Rosidah mengungkapkan bahwa resep tersebut ia dapat sejak dulu secara turun-temurun. Ia berjualan selama 13 tahun meneruskan jualan ibunya dulu.
Baca Juga: Dorong Demak Jadi Kabupaten Literasi, Bupati Minta Setiap Desa Ada Perpustakaan atau Taman Baca
"Sudah kuno lama, berbarengan sama rujak moro (rujak khas Morodemak)," terangnya.
Ia menyebut bumbu rujak tersebut meliputi lutis dari gula jawa, trasi, buah asem, lombok, garam.
Ia menambahkan bahwa peminat rujak tersebut dari kalangan orang tuwa dan luar daerah. Orang luar desa biasa membeli di lapak Rosidah.
"Peminatnya wong tuwa tuwa. Orang luar desa nyarinya di sini. Tidak ada yang jualan selain di sini," tuturnya.
Baca Juga: Jamu Coro dan Nasi Padhetan Tercatat Rekor Dunia Sebagai Makanan Khas Kabupaten Demak
"Khasiatnya ceritane kalau mencret makan rujak werak ya sembuh. Ndak tahu air kelapanya atau apanya," sambungnya.
