SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Kabar pemindahan kantor Balaikota Semarang santer terdengar di media sosial dalam beberapa hari terakhir, dari pusat Kota Semarang Tengah ke wilayah barat yakni Kecamatan Mijen.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu memastikan bahwa belum ada realisasi pemindahan balaikota dari pusat Kota ke Mijen.
“Tidak dalam waktu dekat. Kami masih fokus pada empat isu yang menjadi prioritas pembangunan kita saat ini yakni penanganan stunting, kemiskinan ekstrem, pengendalian inflasi dan ketahanan pangan. Termasuk infrastruktur penanggulangan banjir,” ungkap mbak Ita, sapaan akrab wali kota belum lama ini.
Baca Juga: Mahasiswi Kedokteran Meninggal di Kosan Gayamsari Semarang, Ada Pertanda Janggal sebelum Kejadian
Terlebih pemindahan pusat pemerintahan membutuhkan anggaran yang sangat besar. Sehingga menurut wali kota perempuan pertama di Kota Semarang tersebut, anggaran lebih tepat bila digunakan untuk pembangunan di Kota Semarang.
Senada dengan wali kota, Sekda Kota Semarang Iswar Aminuddin menyampaikan bahwa pemindahan Kantor Pemerintah Kota Semarang tak mudah.
“Untuk pemindahan kantor Pemkot Semarang, tidak semudah membalikkan telapak tangan," ujar Iswar.
Dahulu memang direncanakan pemindahan kompleks Pemkot Semarang ke wilayah Mijen, terlebih Pemkot Semarang juga telah memiliki lahan di sekitar BSB City.
Baca Juga: 11 Tips Sukses Wawancara KIP Kuliah 2023, Nomor 2 Wajib Dilakukan Jangan Sampai Lupa
Namun menurutnya pemindahan akan membutuhkan daya yang begitu besar serta anggaran daerah yang jumlahnya tidak kecil.
"Ini, sementara, kami sudah membuat DED (Detail Engineering Design) untuk masjid raya di sekitar sana," bebernya.
Iswar juga menyampaikan, masjid tersebut diharapkan bisa membangkitkan aktivitas masyarakat serta mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Mijen dan sekitarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Penataan Ruang (Distaru) Kota Semarang Irwansyah mengungkapkan bila pihaknya memang telah menyiapkan anggaran pembangunan Masjid Raya di Mijen sebesar 10 miliar rupiah pada tahap awal.