Setelah bersama-sama menaiki perahu selama 15 menit dengan jarak 1 km, akhirnya warga tiba di sebuah rumpon. Ada 11 kapal yang ikut dengan hampir diisi penuh oleh warga. Sedangkan untuk rumpon itu, diketahui adalah milik beberapa kelompok nelayan.
Saat tiba di sana, warga langsung menyiapkan lokasi, salah satunya yang paling penting adalah menancapkan bendera merah putih.
Untuk menancapkan bendera tidak mudah, karena alasnya adalah laut. Tiga orang lalu menceburkan diri ke laut tengah rumpon itu, termasuk Marzuki.
Bersama dua temannya, Marzuki meraih beberapa bambu dan menancapkannya di dasar laut. Dasar laut itu tampaknya tidak terlalu dalam karena sudah banyak bekas bambu yang sempat ditancapkan untuk rumpon.
Namun, tetap saja hal itu tidak mudah. Setelah melalui serangkaian kesulitan, akhirnya tiang bendera terpasang.
Setelah terpasang, warga pun menyiapkan diri. Jangan bayangkan upacara bakal berjalan begitu terukur dan formal.
Pakaian yang digunakan juga seadanya layaknya hendak melaut bahkan ada yang berselimut sarung. Kemudian rangkaian kegiatan kadang ada yang miss komunikasi.
Namun selebihnya, warga tetap serius menjalani upacara. Semua tetap berdiri bahkan ada yang berdiri di atas perahunya sendiri seakan akan merasa berdosa apabila bercanda di depan bendera merah putih.
Seusia upacara, Rohmadi (53), ketua RT 6 Tambakrejo, menuturkan jika upacara di tengan laut ini baru kali pertama digelar oleh warganya.
"Ini sebagai bentuk penghormatan kami kepada pekerjaan kami sebagai nelayan. Dan khusus budidaya kerang hijau," ungkapnya.
Rohmadi menyadari jalannya upacara banyak yang tidak rapi dan belepotan. Namun menurutnya, hal itu patut dimaklumi karena memang tidak ada persiapan sama sekali. Menurutnya yang penting adalah tujuannya.
"Tujuan kami merayakan Kemerdekaan negara kami Indonesia. Di tengah laut yang tiap hari menjadi ladang mata pencaharian kami," paparnya.
Lebih dari itu, ada maksud lain. Upacara di tengan laut ini sekaligus menjadi penanda, bahwa laut bukan semata milik pemegang proyek-proyek besar di sekitar situ.
"Ini untuk menegaskan bahwa ada kami di Tambakrejo. Meskipun secara legal formal memang milik mereka. Namun ini adalah bentuk dari perjuangan untuk penghasilan kami," tuturnya.
Selain itu, Rohmadi juga berharap kemerdekaan Indonesia ini jadi pelecut generasi muda di kampungnya untuk lebih maju, terutama dalam pendidikan.