semarang-raya

Banjir Kaligawe Mulai Surut, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Sebut Hasil Kerja Kolaboratif

Sabtu, 1 November 2025 | 15:34 WIB
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi saat mengatasi banjir di Kaligawe Semarang. (Humas Jateng)

AYOSEMARANG.COM -- Banjir yang melanda kawasan Kaligawe, Kota Semarang, mulai berangsur surut setelah hampir dua pekan merendam jalur utama Pantura.

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyebut kondisi tersebut merupakan hasil kerja kolaboratif berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat, provinsi, kota, hingga masyarakat.

“Banjir di Kaligawe Semarang hari ini sudah turun 15 cm. Jadi kita doakan nanti semuanya berkurang, Kaligawe sudah mulai surut,” ujar Ahmad Luthfi saat ditemui di kantornya, Jumat 31 Oktober 2025 malam.

Baca Juga: Kaligawe Masih Banjir, Ini 5 Jalur Alternatif Semarang Demak yang Aman Dilewati

Menurutnya, penanganan banjir di kawasan pesisir timur Semarang membutuhkan langkah komprehensif lintas sektor karena genangan air dari wilayah Kaligawe dialirkan ke Kolam Retensi Temboyo sebelum dibuang ke laut. Proses pembuangan air ini memerlukan operasional pompa dalam jumlah besar dan pengawasan ketat.

Untuk mempercepat penanganan, pemerintah telah menggelar rapat koordinasi lintas sektoral dan menambah sekitar 38 unit pompa baru di sejumlah titik genangan.

“Ini adalah kerja kolaboratif yang harus kita lakukan bersama. Tanpa itu kita tidak bisa,” katanya.

Selain itu, pemerintah juga membentuk Satgas Pompanisasi Penanganan Banjir Kota Semarang yang bertugas memantau kinerja pompa di lapangan.

“Jadi pompa-pompa yang sudah jalan mana, pompa yang perlu diperkuat mana, pompa yang perlu modifikasi mana, sehingga secara terprogram itu terawasi, tidak dilepaskan apa adanya. Pompa itu kan mesin ya, mesin itu harus dijaga 1x24 jam, tidak bisa kita tinggal,” tegasnya.

Baca Juga: Rel Kereta di Kaligawe Naik 30 Cm, KAI Pastikan Perjalanan KA Aman dari Genangan Banjir

Di sisi lain, upaya pencegahan banjir jangka panjang juga terus dilakukan, terutama melalui edukasi kepada masyarakat tentang iklim, cuaca ekstrem, serta karakteristik wilayah rawan banjir.

Selain itu, pemerintah juga menjalankan program Mageri Segoro, yakni penanaman mangrove di 17 kabupaten/kota dengan total panjang garis pantai sekitar 970 kilometer. Program ini menjadi bagian dari strategi adaptasi iklim sekaligus memperkuat perlindungan kawasan pesisir.

Masyarakat juga diajak untuk berperan aktif dengan tidak membuang sampah sembarangan serta menjaga saluran air agar tetap bersih dan berfungsi optimal.

Luthfi optimistis, bila langkah-langkah komprehensif itu dilakukan bersama seluruh pihak, termasuk masyarakat, persoalan banjir di Semarang dapat dikendalikan secara bertahap dan berkelanjutan.

Halaman:

Tags

Terkini