SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- Umat Islam di Indonesia punya satu tradisi pasca Lebaran, yaitu Lebaran ketupat.
Perbedaannya kalau Lebaran Idulfitri jatuh pada tanggal 1 Syawal. Kemudian untuk Lebaran Ketupat dilaksanakan selang 1 minggu atau tepatnya pada 8 Syawal.
Dikutip dari laman NU online, sejarah Lebaran ketupat pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga adalah salah satu dari sembilan wali atau Walisongo yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.
Baca Juga: Detik-detik Kebakaran di Kaligawe Semarang Siang Ini, Asap Hitam Mengepul, Rumah Huni Terbakar
Saat itu, Sunan Kalijaga memperkenalkan dua istilah Bakda kepada masyarakat Jawa, Bakda Lebaran, dan Bakda Kupat.
Sesuai namanya, Lebaran ketupat identik juga dengan keberadaan ketupat, yaitu sejenis makanan yang dibuat dari beras yang dimasukan ke dalam anyaman daun kelapa (janur) yang dibentuk kantok, lalu dimasak.
Itulah sebabnya di pasar-pasar banyak penjual lontong dan ketupat saat menjelang Lebaran Idulfitri dan 8 Syawal, misalnya di Pasar Karang Ayu Semarang.
Banyak warga sekitar yang membeli selongsong ketupat maupun ketupat dan lontong yang sudah matang.
Baca Juga: Volume Penumpang KA dari Semarang sampai H+4 Lebaran Masih Tinggi
Katimah, perempuan paruh baya berusia 63 tahun tampak membawa belanjaan yang cukup banyak. Di antaranya tampak selongsong-selongsong ketupat yang siap pakai.
“Persiapan untuk masak besok,” ujarnya pada Kamis 27 April 2023.
Katimah memaknai Lebaran ketupat ini untuk waktu yang tepat berkumpul bersama anak-anaknya.
Sebetulnya saat Lebaran lalu, dia sudah memasak lontong opor sebagai sajian khas Idulfitri. Namun, porsinya tidak seberapa.
Baca Juga: Mau Aman Makan Opor Ayam saat Lebaran 2023? Ada Tips dari dr Tan Shot Yen, Lemak Jahat No Worry!