KENDAL, AYOSEMARANG.COM -- Pengusaha rumah makan di Kendal mengeluhkan kenaikan harga jual liquefied petroleum gas atau LPG atau elpiji untuk jenis nonsubsidi.
Kenaikan terjadi pada isi ulang LPG ukuran 5,5 kilogram dan juga 12 kilogram. Kenaikan gas mencapai Rp30.000 per tabung. Namun untuk gas ukuran 3 kilogram yang bersubsidi tidak ada kenaikan.
Pemilik angkringan dan kafe Gantuman Patebon, Aditya Wibawa mengatakan adanya kenaikan harga LPG nonsubsidi mengurangi keuntungan yang diterima.
Baca Juga: Perkokoh Lini Tengah, PSIS Semarang Datangkan Ahmad Subagja Baasith
Pasalnya Ia tidak menaikkan harga maupun mengurangi porsinya, harga tetap seperti biasa karena khawatir pelanggan protes.
“Sebab kalau dinaikkan takut pelanggan komplain, sehingga hanya bertahan harga. Ini jelas berdampak pada hasil pendapatan, katakanlah kalau satu porsi makan biasanya dapat untung Rp 1.000 sekarang tingga Rp 500. Namun untuk kebutuhan lain seperti gaji karyawan dan lain sebagainya tetap,” jelasnya.
Ia ingin mengganti dengan gas elpiji subsidi namun karena aturan tidak boleh, ya apa boleh buat.
Baca Juga: Gibran Disiapkan PDIP Jadi Pengganti Anies Baswedan, Begini Respons Pengamat Politik
Sementara itu Budi dari agen gas PT Kerja Kendal mengatakan, kenaikan harga gas ukuran 5,5 kilogram sebesar Rp11.000, adapun gas ukuran 12 kilogram naik Rp26.000.
“Jadi sekarang harga jual gas isi ulang ukuran 5,5 kilogram dari Rp 70.000 naik menjadi Rp81.000. Sedangkan gas ukuran 12 kilogram dari Rp 150.000 naik menjadi Rp166.000,” katanya.
Kenaikan ini mulai berlaku dari tanggal 25 Desember 2021, diakui pada awal kenaikan pembeli sempat sepi namun setelah berjalan beberapa hari normal kembali.
Baca Juga: Puluhan Petani di Donorojo Jepara Bongkar Jembatan Akses Penambang Ilegal
“Tapi untuk gas ukuran tiga kilogram tidak ada kenaikan sekalipun gas nonsubsidi naik, pasokan juga seperti biasa dan tidak ada kelangkaan barang,” imbuhnya. ***