Baca Juga: Mata Air Mujarab di Goa Cheng Ho, Bisa Sembuhkan Penyakit hingga Wujudkan Keinginan
"Kemudian selanjutnya melalui pemerintah daerah untuk melalui stabilisasi harga atau pasar murah, kemudian sinergi BUMN kemudian bisa juga menjual melalui pasar online," sambungnya.
Stok saat ini di Jawa Tengah masih cukup dan sejauh ini mampu sampai pertengahan Februari.
"Kegiatan ini akan terus dilakukan sepanjang pasar membutuhkan. Begitu ada kenaikan harga, kemudian indikasinya ada di atas HET lalu ada perintah dari Kepala Bapanas maka kami akan langsung melakukan," pungkasnya.
Sementara Staf Distribusi Cadangan Pangan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jateng Evy Dwi Korawati mengapresiasi Bulog Jateng yang sudah menyalurkan beras SPHP.
Baca Juga: Wayang Potehi Semarang, Berjaya di Era Kolonial, Kini Eksistensinya Makin Meredup
"Di Jawa Tengah sudah dialokasikan. Minimal itu ada lima titik untuk pasar tapi di sini luar biasa di 12 titik dan semua terkondisikan dengan baik dan laris manis.Harganya pun standar sesuai HET," katanya.
Dalam monitoring pihaknya mengakui menemukan beras SPHP dengan harga Rp 48 ribu, namun ternyata harga itu khusus untuk beras yang diantar.
"Yang menjual Rp 48 ribu itu diantar atau disebut ada ongkirnya. Tapi pada dasarnya sebagai konsumen juga tidak karena sudah tertera dengan harga yang pasti. Karena yang melebihkan lihat harga yang diberikan oleh Bulog itu ada keterangannya," ungkapnya.
Sedangkan salah seorang pedagang, Ninik, berterima kasih atas pemberian beras SPHP Bulog.
Baca Juga: Bermula dari Charge HP, Kamar Kos di Jalan Sekayu Semarang Hangus Terbakar
Beras pemberian itu turut membantu penjualannya dan cukup laris. Selain itu banyak konsumen yang mengaku berasnya enak.
"Alhamdulillah terima kasih Bulog. Beras itu membantu dagangan saya dan banyak konsumen yang suka. Harganya juga terjangkau," katanya.