SEMARANG SELATAN, AYOSEMARANG.COM -- Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengajak masyarakat untuk melihat rekam jejak sebuah lembaga pendidikan, seperti pesantren saat akan menitipkan anak mereka.
Hal itu diungkapkan Ketua DPP PKB Bidang Pendidikan dan Pesantren, KH M Yusuf Chudlori, dalam keterangan tertulisnya, senin 13 Desember 2021.
“Tolong lihat dulu pesantrennya. Rekam jejaknya harus jelas. Ustaznya ini siapa, kiai ini siapa, lulusan mana? Sanad keilmuan ini menjadi penting, karena dari situlah, ada berkah yang akan memberikan ketenangan kepada santri, dan kita sebagai orang tua,” kata pria yang akrab disapa Gus Yusuf itu.
Menurut Gus Yusuf, kondisi sebuah pesantren dapat dilihat, dan ditanyakan kepada masyarakat sekitar.
“Ini Insya Allah menjadi perhatian masyarakat agar tidak sembarangan menitipkan anak, katanya pesantren, rumah tahfidz, atau boarding school, atau apapun agar lebih berhat-hati,” lanjutnya.
Gus Yusuf menambahkan, hari-hari ini semua sedang dikejutkan oleh suatu peristiwa yang membuat banyak pihak prihatin, marah, dan juga campur aduk.
Ini setelah mendengar puluhan santri menjadi korban asusila oleh salah satu ustaz di Bandung atau kiai yang betul-betul bejat perilakunya.
“Masalah ini sudah ditangani aparat penegak hukum, dan kita berharap pelakunya dihukum seberat beratnya. Dan santri, sebagai korban, mendapatkan penanganan, pasca peristiwa ini, agar bisa kembali normal secara psikis dalam belajar,” tutur Gus Yusuf.
Namun belakangan, juga muncul kasus di Tasikmalaya. Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) setempat mengungkap ada sembilan santriwati yang menjadi korban aksi bejat guru sekaligus pengelola pesantren.
Para korban merupakan siswa tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTS/SMP) dan Aliyah (MA/SMA) dengan rentang usia 15-17 tahun
Dia menambahkan, situasi itu juga menjadi koreksi bagi pesantren.
“Kita sebagai pengasuh pesantren harus tambah prihatin, untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah, menambah riyadoh, mujahadah, agar kita selalu dalam pelindungan Allah,” tutur Gus Yusuf yang juga salah satu Pengasuh Asrama Perguruan Islam Tegalrejo Magelang ini.
Sebab, jelasnya, yang namanya nafsu, itu menempel kepada siapa siapapun. Semua manusia punya potensi untuk baik dan potensi untuk buruk, tinggal bagaimana berikhtiar kita untuk menjaganya.
“Namun juga harus ada ikhtiar lahir. Sistem pesantren ayo kita evaluasi bareng-bareng. Sitemnya, keamanannya, agar tidak memberikan kesempatan-kesempatan untuk berbuat yang tidak baik,” tegasnya.