SEMARANGTENGAH, AYOSEMARANG.COM - Gereja Blenduk di Kota Lama Semarang jadi saksi bagaimana agama Kristen datang dan disebarkan di Kota Semarang.
Saat penyebaran itu pula, Gereja Blenduk bahkan jadi penampungan ibadah antara agama Kristen dan kedatangan Katolik.
Sebelum mematri kisah di Gereja Blenduk Kota Lama, Amen Budiman, penulis sejarah di Suara Merdeka menyebut, jika agama Kristen sudah ada di Indonesia atau yang dulu masih bernama Hindia Belanda saat VOC masih berkiprah.
Amen menulis agama Kristen sudah di Indonesia sejak 1969, namun masih didominasi oleh orang-orang Belanda.
Baca Juga: Chord Gitar dan Lirik Lagu Rohani Berjudul Dia Lahir Untuk Kami
"Di Semarang juga, meskipun sudah ada jemaat Kristen, belum ada pendeta yang memimpin ibadah," kata Amen.
Namun ibadah bisa dilakukan ketika ada pendeta dari Jakarta yang bolak-balik ke Semarang, namanya C Manteau. Baru 4 tahun berselang hadir pendeta yang menetap dengan nama J Vosmaer.
Kala itu, seperti yang sudah dijelaskan di atas, tempat ibadah berada di Gereja Blenduk yang awalnya masih seperti sebuah rumah panggung berasitektur Jawa.
Lebih jauh, Amen Budiman juga menjelaskan, setelah VOC runtuh dan Hindia Belanda jatuh ke tangan Perancis, Pemerintah Belanda mengirim Gubernur baru di Hindia Belanda yang bernama Herman William Daendels.
Kemudian saat memimpin Hindia Belanda, dengan mengusung semangat Revolusi Prancis Daendels membuat kebijakan tentang kebebasan memeluk agama.
"Dari kebijakan itu, agama Cauvinis atau kristen Protestan tidak lagi mendominasi," tulis Amen.
Gereja Romawi juga diizinkan berdiri bahkan diberi porsi yang sama dengan Gereja Protestan.
Bahkan karena kebijakan kebebasan beragama itu datanglah agama Katolik yang ditandai kehadiran dua pastor Yakobbus Nelissen dan Lambertus Prissen.
Kelak, keduanya jadi pelopor agama Katolik di Jakarta dan Semarang.