SEMARANG SELATAN, AYOSEMARANG.COM -- Persaudaraan Lintas Agama, Pelita Semarang, melakukan Safari Natal Lintas Agama di Susteran Penyelenggaraan Ilahi, Sabtu 25 Desember 2021.
Safari Natal yang dilakukan Pelita Semarang ini selain untuk silaturahmi antaragama juga berangkat dari rasa prihatin dengan polemik larangan mengucapkan Natal yang marak beredar di masyarakat.
Pelita Semarang berharap masyarakat sudah tidak lagi terpengaruh anggapan itu, sebab Ibu Kota Jawa Tengah dihuni oleh masyarakat yang majemuk. Sudah sepantasnya antar umat memiliki rasa toleransi yang tinggi.
Baca Juga: Kemeriahan Perayaan Natal di Lapas Perempuan Semarang, Bisa Video Call Gratis dengan Keluarga
“Saya prihatin di hari-hari besar keagamaan masih ada orang yang memanfaatkan, menggoreng ucapan untuk melarang mengucapkan Natal. Kami harap di Kota Semarang tidak seperti itu. Keberagaman seperti ini tetap bisa terjaga,”ujar Setiawan Budy, Koordinator Pelita Semarang.
Wawan, sapaan akrab Setiawan Budy mengungkapkan momen tersebut sebagai ajang untuk berbagi kebahagiaan dengan para suster di Pondok Harapan.
Pasalnya mereka tidak bisa pulang untuk merayakan Natal bersama keluarga di kampung halaman.
“Kami memang sengaja memanfaatkan momen ini untuk bisa berbagi kebahagiaan dengan para suster yang hidup jauh dari keluarga khususnya suster di Pondok Harapan ini. Mereka sudah sepuh, jadi tidak memungkinkan juga untuk bisa pulang merayakan bersama keluarga, jadi kami sengaja menyambangi beliau-beliau untuk mengucapkan natal secara langsung,” jelasnya.
Baca Juga: Damai Natal, Ganjar Pranowo Makan Bakso Bareng Uskup Agung Semarang
Ia mengapresiasi semangat para suster biara yang tetap semangat dalam beraktivitas meski usianya sudah senja. Bahkan aktivitas yang mereka lakukan cukup unik seperti bercocok tanam hingga belajar kesenian angklung.
Sementara, Suster Alberti (90) mengungkapkan sangat bahagia dengan adanya kegiatan yang digagas oleh Pelita Semarang pada Hari Natal tersebut.
Menurutnya hal itu sesuai dengan tema yang diambil pada tahun ini "Cinta Kasih Kristus Membangun Hidup Persaudaraan".
“Kami sangat bahagia dan bersyukur atas kehadiran rekan-rekan semua disini. Pada hari ini pula, kami merayakan hari kelahiran Tuhan kami, Sang Penyelamat Dunia,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia bercerita tentang kondisi para penghuni Pondok Harapan selama masa pandemi Covid-19 ini. Ia mengaku sedih tidak bisa beribadah di gereja.