SEMARANGTENGAH, AYOSEMARANG.COM - Apabila hendak menuju Kota Lama Semarang, dari arah barat atau Stasiun Poncol, pasti akan melintasi Jembatan Berok.
Jembatan Berok memang tidak estetik layaknya Jembatan Merah di Surabaya. Namun jembatan ini usianya sangat tua dan jadi saksi perkembangan Kota Lama Semarang dari masa ke masa.
Penulis sejarah Suara Merdeka Amen Budiman menyebut, jika Jembatan Berok dibuat pada tahun 1705. Saat dibuat, jembatan yang berukuran 10 meter ini merupakan penghubung utama masyarakat yang tinggal di Kota Lama Semarang dengan masyarakat luar.
Baca Juga: 9 HP Murah Baterai Badak Mulai Rp1 Juta, Jos untuk Ojol dan Belajar Daring
Pasalnya, Kota Lama yang menjadi pemukiman orang-orang Belanda dulu memang dikenal sebagai pemukiman elit.
Sementara itu, di sisi barat jembatan terdapat kawasan penduduk pribumi seperti Kampung Melayu, Pecinan, Kampung Arab, dan Kampung Jawa.
Selain itu, dulu Kota Lama Semarang masih dibatasi dengan benteng yang berbentuk segi lima yang bernama Benteng Vijhoek.
Baca Juga: Polres Kendal Siapkan 2 Truk Dalmas untuk Pindahan Pedagang Pasar Weleri
Awalnya, Jembatan Berok diberi nama De Zuider Port. Namun di masa VOC, berganti menjadi Gouverments Brug.
Artikel Terkait
(SEMARANGAN) Sejarah Sumur Tua Kota Lama Part 1, Penyelamat Wabah yang Diabaikan Pemerintah
(SEMARANGAN) Sejarah Sumur Tua Kota Lama Part 2, Sebuah Oase di Tengah Krisis Air Kota Semarang
(SEMARANGAN) Mengenal De Locomotief Part 1: Kantornya Kini Hancur Tak Diperhatikan
(SEMARANGAN) Mengenal De Locomotief Part 2: Koran Pro Pribumi Milik Belanda, Berkantor di Kota Lama Semarang
(SEMARANGAN) Gereja Gedangan Part 1: Tempat Berlindung saat Pertempuran Lima Hari Semarang
(SEMARANGAN) Gereja Gedangan Part 2: Berkonsep Neogotik, Mewah sejak Zaman Belanda
(SEMARANGAN) Gereja Blenduk Part 1: Bangunan Ikonik di Kota Lama Semarang yang Sarat Sejarah
(SEMARANGAN) Gereja Blenduk Part 2: Saksi Kedatangan Agama Kristen, Penyebarannya Penuh Rintangan