"Agar seseorang yang sedang berdoa mulutnya ikut manis, tidak salah bicara, dan mengucapkan sesuatu yang tidak baik," kata dia.
Buah-buahan juga menjadi hidangan yang selalu tersaji di meja makan saat Imlek.
Buah-buahan tersebut antara lain pisang, jeruk, srikaya, belimbing, jeruk bali, dan pir.
Pisang, terangnya, melambangkan kerukunan keluarga atau masyarakat, jeruk melambangkan keberuntungan, sedangkan srikaya, yang berarti “kaya", semoga mendatangkan kekayaan.
"Buah pir agar selalu panjang umur, lalu jeruk Bali supaya mendatangkan kebahagiaan,” jelas Jongkie.
Terakhir, antara semua makanan yang disajikan dalam perayaan Imlek, menu utama yang selalu dinantikan perantau yang mudik dan berkumpul bersama keluarga adalah Lontong Cap Go Meh.
Menu ini merupakan hidangan penutup sekaligus sajian puncak perayaan Imlek.
Kata Jongkie, Lontong Cap Go Meh adalah hidangan yang hanya ada di Indonesia.
Dalam tradisi Islam di Indonesia, makanan tersebut mungkin semacam kupat (ketupat) yang disajikan seminggu setelah Hari Bada Kupat atau Lebaran Ketupat.
Seperti Ketupat Lebaran, Lontong Cap Go Meh juga disajikan untuk menandai berakhirnya rangkaian Hari Raya Imlek yang jatuh pada purnama pertama atau hari ke-15, yang kerap disebut Cap Go Meh.
"Awal mulanya, Lontong Cap Go Meh muncul ketika masyarakat Tionghoa di Nusantara kala itu pengin berbagi makanan pada perayaan Imlek. Namun, lantaran tidak bisa memakai daging babi, mereka mencoba meniru ketupat sayur yang biasa disajikan pas Bada Kupat," pungkas Jongkie.