SEMARANGTENGAH, AYOSEMARANG.COM - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengimbau kepada masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19 untuk dirawat di tempat isolasi terpusat (isoter). Hal itu sebagai upaya mencegah terjadinya klaster keluarga.
Lebih detail, Wali Kota Semarang itu mengungkapkan hingga saat ini ketersediaan tempat di isoter masih sangat cukup. Jika kasusnya terus meningkat, pihaknya masih memiliki 7 cadangan isoter yang sewaktu-waktu bisa dibuka.
"Kalau kemudian beberapa ahli mengatakan isoman aja cukup ya monggo. Tapi menurut saya kalau orang sudah sakit tapi dirawatnya di rumah pasti dia akan menulari yang di rumah itu apalagi kalau varian Omicron," ucap Hendi, sapaan Wali Kota Semarang tersebut.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Kota Semarang Melonjak Drastis, Wali Kota Hendi Berlakukan PPKM Kembali
Ia mengungkapkan masyarakat harus tetap waspada. Sebab saat seseorang terpapar Covid-19 varian Omicron ini tidak menimbulkan gejala seperti varian Delta.
"Jadi dia merasa sehat, dia kemana mana ketemu teman-temannya lupa prokes ya pasti terkena. Waktu dia mau pergi, swab dulu baru ketahuan. Padahal sudah pergi kemana-mana sudah menyebar kemana-mana angkanya cepat sekali," jelasnya.
Hendi mengatakan penyebaran Covid-19 varian Omicron ini lebih cepat dibandingkan varian-varian sebelumnya. Jika masyarakat abai terhadap protokol kesehatan (prokes) bukan tidak mungkin kasusnya melonjak seperti bulan Juli lalu.
Oleh karena itu, pihanya kembali mengaktifkan Satgas Covid-19 dari tingkat kota hingga kelurahan. Sehingga edukasi kepada masyarakat terus dimasifkan.
"Koordinasi di tingkat kota sudah berjalan. Hanya di tingkat kecamatan dan kelurahan untuk mereka lebih aktif mengedukasi agar tidak abai dengan permasalahan ini mereka tidak abai dengan prokes," ungkapnya.
Baca Juga: VIRAL NEWS, Kecelakaan Karambol di Tol Jatingaleh Semarang, Truk Ringsek, Mobil Terguling
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesejahteraan (DKK) Semarang Moh Abdul Hakam mengungkapkan temuan kasus Covid-19 pada awal Februari 2022 lebih tinggi dibandingkan periode Januari 2022.
"Pada Rabu 2 Februari 2022 jumlahnya mencapai 87 kasus. Kemudian pada Kamis 3 Februari 2022 angkanya sudah merangkak naik menjadi 118 kasus," ucap Hakam.