SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- Seorang model asal Rusia, Gretta Vedler, ditemukan tewas mengenaskan dalam sebuah koper usai dinyatakan menghilang setahun belakangan setelah ia mengkritik Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Gretta Vedler yang merupakan anti-Putin pernah menyebut Vladimir Putin sebagai seorang psikopat. Itu dia kemukakan sebulan sebelum dinyatakan hilang oleh kepolisian setempat.
Menghilangnya Gretta Vedler saat itu banyak dispekulasikan sebagai tindakan penghilangan orang lantaran mengkritik Vladimir Putin. Spekulasi itu terbantahkan usai kekasihnya, Dmitry Korovin, mengakui telah membunuh Gretta.
Baca Juga: Apa Arti Uraa? Bahasa Rusia Sering Diucapkan Putin dalam Pidato, Ini Arti Uraa Bahasa Indonesia
(Peringatan: tulisan ini berisi mengenai keterangan pembunuhan sadir yang bisa mengganggu kenyamanan Anda)
Mengutip Dily Mail, dalam keterangan yang dirilis polisi, kematian Gretta akhirnya terungkap karena pembunuhan sadis yang dilakukan Dmitry. Dmity mencekik leher Gretta dan memastikannya sudah tak bernafas.
Gretta pun akhirnya tewas di tangan Dmitry saat berada di hotel. Dmitry menyempatkan diri membeli koper, lalu memasukkan mayat Gretta ke dalam koper. Karena bingung, ia pun selama tiga hari menginap bersama mayat pacarnya.
Baca Juga: Beredar Video 'Mayat Gerak' Serangan Rusia, Cek Kebenarannya!
Dmitry akhirnya memutuskan pergi ke Lipetsk, dan menaruh koper berisi mayat Gretta di dalam bagasi mobil. Ia kemudian meninggalkan mobil tersebut lebih dari setahun.
Pembunuhan tersebut timbul lantaran Dmitry cemburu menganai sumber uang Gretta, kemudian terjadi cekcok pada keduanya saat menginap bersama di Moskow. Uang tersebut tak berkaitan dengan aktifitas anti-Putin dari Gretta
Untuk mengelabui publik, Dmitry terus memposting di media sosial milik Gretta tentang aktifitasnya, supaya seolah model cantik itu masih hidup.
Baca Juga: Kebohongan Ukraina Terbongkar, Operasi Militer Rusia di RS Bersalin Diperankan Model
Kasus tersebut pun akhirnya terungkap, dan menyatakan Gretta Vedler meninggal karena dibunuh, bukan kare tendensi politik atas kritiknya kepada Vladimir Putin. ***
