KENDAL,AYOSEMARANG.COM – Masjid Agung Kendal dipusat kota Kendal menurut sejarah adalah masjid tertua di Kabupaten Kendal.
Masjid ini konon didirikan oleh murid Sunan kalijaga, Wali Joko yang makamnya berada di depan masjid bagian selatan tersebut.
Menurut catatan sejarah, Wali Joko yang memiliki nama kecil Raden Joko Suwiryo, kemudian ketika remaja dikenal dengan nama Pangeran Panggung.
Baca Juga: Pemuda Pancasila Bagi Takjil Sambil Sosialisasi Tempat Istirahat di Pantura Weleri untuk Pemudik
Wali Joko merupakan kakak beradik dengan Sunan Katong, keturunan Brawijaya Raja Majapahit dan masih saudara dengan Raden Patah, pendiri Kerajaan Demak, kerajaan Islam pertama di tanah Jawa.
Wali Joko lahir tahun 1463 Masehi adalah murid dari Sunan Kalijaga yang ditugaskan berdakwah di wilayah Kendal, bersamaan dengan Sunan Katong yang ditugaskan berdakwah di wilayah Kaliwungu.
Setelah santrinya semakin bertambah banyak, pada tahun 1493 Masehi, Wali Joko mendirikan masjid supaya menampung santri yang semakin banyak.
Baca Juga: 7 Game Multiplayer yang Cocok untuk Ngabuburit Bersama Teman
Kala itu usia Wali Joko sekitar 30 tahun. Bangunan masjid yang pertama dengan ukuran 27 x 27 meter persegi, terdiri 16 saka atau tiang dan atapnya bersusun tiga terbuat dari sirap.
Menurut Muslichin, guru Sejarah yang juga pemerhati seni budaya di Kendal, masjid yang dibangun Wali Joko sudah beberapa kali dilakukan pemugaran, sehingga sudah tidak kelihatan bentuk aslinya. Namun masih ada peninggalan Wali Joko yang masih ada di antaranya, pintu-pintu dan jendela kayu jati yang berukuran besar. Saka bangunan masjid dari kayu jati yang berjumlah 16 masih berdiri tegak, namun sudah dimodifikasi.
Baca Juga: Percepatan Vaksinasi Jelang Lebaran, ini yang Dilakukan Polsek di Kendal
Sementara itu KH Makmun Amin, seorang ulama sesepuh Masjid Agung Kendal menjelaskan/ semula bagian atas masjid berupa mustaka yang sudah dua kali diganti, hingga akhirnya diganti berupa kubah.
Pengurus Takmir Masjid Agung, Kyai Masruh menjelaskan, bahwa masjid Agung Kendal, didirikan oleh Wali Joko. Sedangkan Wali Sujak dan Wali Hadi yang makamnya berada di belakang masjid adalah generasi penerusnya.
Baca Juga: Festival Rebana di BTP, Ajang Ngabuburit Kaum Milenial
Wali Joko bersama para santri dan kaum muslimin juga membuka lahan pertanian di Kelurahan Kauman, Karangsari, Langenharjo dan Desa Sukolilan Patebon, yang berjumlah sekitar 49 hektar yang sekarang menjadi bondo masjid dengan status wakaf bersertifikat. Pembukaan lahan sawah tersebut untuk kebutuhan pemeliharaan masjid dan para santri yang mondok di masjid.