KAMUS SEMARANGAN Ndholor, Ndhoyong Sampai Ndhudhuk, Artinya Adalah?

- Jumat, 17 Juni 2022 | 18:30 WIB
Balaikota Semarang. Ilustrasi kosakata dialek semarangan (semarangkota.go.id)
Balaikota Semarang. Ilustrasi kosakata dialek semarangan (semarangkota.go.id)

 

SEMARANGTENGAH, AYOSEMARANG.COM -- Berikut ini ulasan mengenai kosakata dialek semarangan yang bisa Anda ketahui.

Adapun kosakata dialek semarangan kali ini merupakan lanjutan artikel sebelumnya.

Yang mana, kosakata dialek semarangan kali ini akan dimulai dari dholor hingga dhudhuk. Apa saja artinya, simak ulasannya di bawah ini.

Menurut Hartono Samidjan, dalam bukunya "Halah Pokokmen, Kupas Tuntas Dialek Semarangan" sebagai ragam bahasa lisan, bahasa semarangan sangat mudah menyerap kata-kata dari bahasa asing.

Contohnya, bahasa semarangan yang menyerap kata dan istilah dari dunia komputer dan teknologi informasi.

"Hampir semua istilah bisa 'dijawakan' dengan menambah awalan (di) atau akhiran (an). Misalnya, di-upload, di-delete, prin-prinan, kopian, facebook-an, twitter-an," tulisnya.

Baca Juga: Selain MP3 Juice Bisa Gunakan YTMP3 Download MP3 dari Video YouTube Tanpa Aplikasi, Mudah!

Hartono menambahkan, belakangan ini ada pula beberapa kata dari bahasa Inggris yang dijawakan.

Misalnya, untuk menggantikan kata waris atau sedulur yang berarti kerabat atau saudara. Orang Semarang lebih suka menyebut 'pamili dari kata family.

Lalu untuk mengatakan bahwa "Dia orang yang terbuka dan apa adanya", orang Semarang mengatakan, "Cah kae wonge per (fair) banget".

Belakangan ucapan piye pren kabare juga sering dipakai untuk mengatakan "apa kabar kawan".

Selain itu, bahasa semarangan juga memiliki ungkapan-ungkapan khas seperti pecah ndhase (pusing tujuh keliling, kehabisan akal), kapal pecah (porak-poranda, banyak makanan).

Lalu sepur kluthuk (tak bisa bekerja cepat, tidak cekatan), jepang baris (bergiliran).

Halaman:

Editor: Vedyana Ardyansah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X