SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- Berikut ini ulasan mengenai kosakata dialek semarangan yang bisa Anda ketahui.
Adapun kosakata dialek semarangan kali ini merupakan lanjutan artikel sebelumnya.
Yang mana, kosakata dialek semarangan kali ini akan dimulai dari njeplak hingga ngereyen. Apa saja artinya, simak ulasannya di bawah ini.
Dalam bahasa Jawa terdapat tiga kata yang bermakna kepala sebagai organ tubuh, yakni endhas/ndhas, sirah, dan muataka.
Di Dialek mataraman, endhas digunakan untuk merujuk pada kepala binatang (contoh: endhas pitik, endhas sapi).
Baca Juga: Cocok untuk Habiskan Waktu Liburan, Ini Dia 5 Rekomendasi Tempat Camping di Semarang, Pokokmen Jos
Bagaimana di dalam dialek semarangan? Penulis buku Halah Pokokmen Kupas Tuntas Bahasa Semarangan, Hartono Samidjan pun memberikan ulasannya.
Hartono menuliskan dalam dialek semarangan, endhas atau lebih sering diucapkan ndhas juga dipakai merujuk pada kepala orang.
"Kata ndhas dipakai dalam ragan ngoko oleh para penutur yang berusia sebaya, sama-sama muda atau sama-sama tua, dan sudah akrab," tulisnya.
Adapun kata sirah dipakai dalam ragam ngoko alus dan krama madya oleh penutur sebaya yang belum akrab serta penutur muda kepada lawan tutur yang lebih tua.
"Kata mustaka yang masuk dalam sagam krama inghil jarang dipakai," imbuhnya.
Selain itu, bila orang Semarang ingin ber-krama inggil biasanya akan memakai kata sirahipun.
Bahkan tak jarang anak muda terpaksa meng-krama inggil-kan kata Indonesia karena tidak tahu, sehingga muncullah kata kepalanipun.
Baca Juga: Jadi Wilayah Terluas Nomor 3 di Kota Semarang, Ini Informasi Singkat dari Kecamatan Banyumanik