KENDAL, AYOSEMARANG.COM -- Sebutan santri tidak hanya bagi mereka yang mendalami agama di Pondok Pesantren (Ponpes) tetapi yang memiliki akhlakul karimah bisa disebut santri.
“Saya sepakat dengan apa yang pernah disampaikan KH Mustofa Bisri atau Gus Mus bahwa santri tidak hanya yang belajar di pesantren tetapi mereka yang mengedepankan akhlakul karimah seperti yang diajarkan baginda rosul Nabi Muhammad SAW bisa disebut sebagai santri,” jelas Pengasuh Ponpes Manbaul Hikmah Kaliwungu, Basyarohman usai apel santri dalam rangka Hari Santri Nasional, Sabtu 22 oktober 2022.
Dikatakan pula, santri tidak lepas dari karakter yang berbudi luhur dalam berbagai aspek. Baik dalam bermasyarakat dan belajar.
Baca Juga: Hanya 70 Persen Kades Incumbent yang Terpilih di Pilkades Serentak Kendal
“Harapannya santri semakin berdaya dan berkonstribusi tidak hanya berkeagamaan tetapi berkebangsaan,” imbuhnya.
Perkembangan jaman saat ini tanggungjawab santri semakin berat, pasalnya harus tetap mengedepankan persatuan dan menjaga kesatuan NKRI disaat krisis nasionalisme yang mulai pudar.
“Tugas dan tanggungjawab santri adalah membawa misi perdamaian dan kemaslahatan sesuai dengan agama,” Imbuhnya seraya menuturkan saat pandemi elemen pendidikan mati suri tidak ada kegiatan belajar mengajar dan pertemuan tatap muka, namun pesantren eksis mengajarkan agama.
Baca Juga: Gemakan Hadroh, Para Santri Beradu dalam Rangka Peringati Hari Santri
Gus Basyar menaruh harapan besar, pemimpin depan lahir dari komunitas sarungan dan ditempa 24 jam dengan agama.
“Santri itu tidak takut kotor, tidak takut lapar, tidak takut mengantuk dan jauh dari hingar bingar berbasis duniawi,” tegasnya.
Apel santri dilaksanakan di tengah tambak yang akan dijadikan perluasan Ponpes Manbaul Hikmah. Meski dalam kondisi berlumpur dan becek karena hujan, sebanyak 1.200 santri tetap semangat dan antusias mengikuti apel santri ini.