Pada usia 18 tahun, karya-karya foto Tan Tat Hin telah dimuat di berbagai media cetak seperti Panorama, Pewarta Soerabaja, Djawa Tengah Review, Warna Warta, Weekblad Sinpo hingga kemudian di Doenia Film, Star Magazine dan media luar negeri The Young Companion terbitan Shanghai.
Berselang waktu kemudian, dengan dana ala kadarnya, Tan membuka studio foto yang berada di Kranggan Barat 121.
Studio foto itu kecil, luasnya hanya 3,25 x 14 M. Di studio ini dia harus memyekat jadi beberapa bagian, baik dari studio sampai tempatnya tidur.
Satu yang mengenaskan, akibat ruangan yang tidak terlalu lebar, kamar tidurnya berdekatan dengan jamban.
Baca Juga: Detik-detik Kecelakaan Karambol 3 Truk di Sayung Demak hingga Ringsek Parah, Lalu Lintas Macet
Namun dalam dari studio kecil ini, nasib Tan Tat Hin menanjak. Berawal dari pas foto, orang-orang mulai tertarik untuk mengabadikan hal lainnya.
Alhasil Tan sering dipanggil untuk motret acara-acara nikahan, perjamuan resmi bahkan juga untuk kartu pos.
Puncaknya, Tan pernah diundang Majoor Be Kwat Koen di Salatiga untuk memotret Raja Siam (Thailand) dengan Sri Ratu.
Tan Tat Hin sempat pindah studio usai nasibnya membaik. Terakhir studionya berada di Duwet 39 dan punya satu brand yang terkenal, "Kunsfoto Studio Tan Tat Hin".
Baca Juga: BREAKING NEWS Kecelakaan Karambol 3 Truk di Sayung Demak, Lalu Lintas Macet Panjang
Terkahir, Our Little Cameramen dari Semarang ini punya studio foto bernama Studio Photax yang beralamat di Jalan Pandanaran 70 Semarang.