Menurutnya saat ini yang diserang adalah nilai-nilai kebudayaan.
Dari kebudayaan yang bergeser ini pola pikir dan perilaku masyarakat cenderung ikut bergeser.
"Apabila dibiarkan lama, kebudayaan dan persatuan Indonesia yang luhur akan luntur dan bisa menjadi pertikaian yang sebetulnya tidak penting untuk dilakukan oleh masyarakat," ungkapnya.
Dari Badruz Zaman, penulis buku Potret Moderasi Pesantren menjelaskan narasi kebangsaan dari kacamata agama Islam secara moderat.
Secara moderat itu maksud Badeuz adalah dengan mengedepankan toleransi, menghargai pendapat dan mengutamakan kemanusiaan.
Selain itu Badeuz mengajak anak-anak muda dalam menghargai keberagaman itu dari hal-hal kecil termasuk saat menerima pendapat orang lain dan menerima apabila pendapatnya sendiri tidak diterima orang lain.
Menurutnya, semua itu adalah salah satu upaya untuk menolak paham radikalisme.
"Kalau radikal itu pendapatnya selalu ingin diterima dan tidak ingin mendengar pendapat orang lain. Nah ini yang harus dihindari," sambungnya.***(Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)