Sementara itu, Suherman pembina Pakumas menyampaikan terima kasih kepada Asfirla Harisanto sudah mendukung penuh atas terlaksananya kegiatan pertunjukan ebeg malam ini. Kegiatan ini penting, sebagai sarana sosialiasi dan sekaligus menguri-uri kebudayaan atau kesenian Ebeg Banyumas.
“Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan kesenian Ebeg khas Kabupaten Banyumas menjadi warisan budaya tak benda (WBTb) Indonesia. Penetapan tersebut dilakukan dalam sidang warisan budaya takbenda Indonesia akhira Oktober 2021. Tentu ini menjadi kebanggaan bagi warga Banyumas,” terangnya.
Dia menambahkan, kecintaan masyarakat akan seni tradisional sangatlah tinggi. Jika seluruh group yang tergabung di 27 kecamatan dalam kabupaten Banyumas hadir tanpa perwakilan maka lapangan Rawalo tidak akan dapat menampung kegiatan Bigar Ndalu, sehingga diharapkan kedepan untuk pentas kolosal harus mencari lokasi yang luas, karena penonton yang hadir malam ini juga ribuan.
Sementara, David Okta Nugraha selaku ketua penyelenggara mengatakan, pertunjukan Ebeg ini diberi nama Bigar Ndalu, karena pertunjukannya digelar pada malam hari. Acara ini sebagai wujud syukur dan sekaligus sosialisasi kepada generani muda, bahwa Ebeg Banyumas sudah ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Baca Juga: Van Der Wijck Gombong, Benteng Bersejarah yang Kini Menjadi Objek Wisata Sejarah Kebumen
“Kami mengemas acara semenarik mungkin. Silakan menikmati. Tapi jangan rusuh. Jangan bikin gaduh apalagi membuat keributan. Yang pentas sekarang ini tidak hanya grup ebeg, namun juga ada tarian kolosal, tayub atau lengger modern. Janturan dan lain-lain,” katanya.
Tak lupa, David juga menyampaikan terima kasih kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Provinsi Jawa Tengah dan anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jateng Asfirla Harisanto, serta pihak-pihak lain yang mendukung atas terlaksananya acara ini.***