Ternyata yang menemuinya adalah tunangan temannya.
Suasana obrolan itu mendadak menjadi menegangkan ketika tunangan Dika membawa botol bensin lalu penganiayaan itu terjadi.
Baca Juga: Dampak Kenaikan Harga Beras, Omset Pedagang Beras Turun 50 Persen
"Dia bawa botol dari rumah. Terus saya bilang ini apa, mas? Terus saya berdiri, dia tiba-tiba mancal (menendang, Red) saya, terus menghantam pake tangan," papar Nurul.
Ia dan temannya, Muhammad Risky menjadi korban pukulan dan tendangan dari sekelompok orang yang tiba-tiba muncul di tempat kejadian.
"Saya udah mundur terus ada orang banyak yang mengkeroyok saya. Tiba-tiba datang dari belakang sekitar lima orang yang tadinya tidak kelihatan di situ," tambah warga Kecamatan Paninggaran itu.
Usai dikeroyok, Febry dan Risky dibiarkan begitu saja. Keduanya langsung mencari sendiri klinik terdekat untuk mencari pertolongan medis. Lalu dilanjutkan mencari klinik lain karena hanya pertolongan pertama.
Baca Juga: Honda Luncurkan Super Cub dan Cross Cub 2024 Edisi Spesial, Harga di Atas Rp30 Jutaan?
Hingga akhirnya keduanya menemukan klinik dan langsung melaporkan kejadian ke polisi, tepatnya ke Polsek Bojong.
"Dari pihak pelaku sudah bolak-balik ke rumah saya Paninggaran, untuk minta maaf sama bawa uang. Saya kan udah lapor sama polisi ya itu urusannya polisi, saya tidak bisa menerima maaf saya tidak bisa karena saya sudah dikeroyok," ungkap Febry.
Febry bergeming dengan tawaran para pelaku. Ia tetap melanjutkan kasus ke ranah hukum.
Hingga saat ini, kasus tersebut belum mencapai kata damai antara kedua pihak.
Pemberitahuan terakhir dari polisi diterima pada bulan September. Sementara para pelaku masih berkeliaran bebas.
Febry menuturkan kejadian itu berdampak pada dirinya secara psikologis dan fisik. Dari kejadian ini sangat berat baginya.
Ia terpaksa cuti kerja selama satu bulan karena mengalami pendarahan setiap kali batuk.
Lalu masih merasakan rasa sakit pada luka-luka yang diterimanya.