KENDAL,AYOSEMARANG.COM - - Bergulirkan kasus pemerasan yang diduga dilakukan 2 oknum wartawan dan seorang oknum LSM di Kendal, Kepala SDN 3 Sidomukti Weleri, Maskuri memberikan keterangan.
Dihubungi Senin 10 Juni 2024, Maskuri mengatakan peristiwa pemerasan yang dialaminya berawal saat oknum wartawan dan LSM ini sudah dua kali berusaha mencari dirinya namun baru yang ketiga kalinya bertemu. Kepala sekolah ini mengaku tidak pernah mengenal ketiga oknum tersebut.
"Ketiga oknum itu sudah dua kali cari-cari saya di sekolah tapi tidak pernah ketemu. Dan baru yang ketiga kalinya yakni Sabtu 08 juni 2024 kemarin ketemu sama mereka. Saya tidak pernah kenal mereka," terangnya.
Saat bertemu, ketiga oknum wartawan dan LSM tersebut menyampaikan bahwa pihak sekolah telah melakukan pemotongan bantuan PIP senilai Rp 100.000 sejak tahun 2021 hingga 2024. Ia membantah tidak pernah melakukan pemotongan bantuan PIP karena uang bantuan tersebut ditransfer langsung ke nomor rekening orang tua murid.
"Kami dituduh telah memotong uang bantuan PIP sebesar Rp 100.000 per siswa. Padahal sama sekali tidak pernah kami lakukan pemotongan dan uangnya juga ditransfer langsung ke rekening orang tua murid," jelasnya.
Baca Juga: Kordinasi Saksi Ahli Pidana untuk Jerat Oknum Wartawan dan LSM yang Diduga Lakukan Pemerasan
Bahkan ketiga oknum sempat mengancam kepada Kepsek akan menaikkan kasus pemotongan bantuan PIP ke media, melaporkan ke Kepala Dinas Pendidikan Kendal, melaporkan ke penegak hukum dan menggerakkan demo orang tua murid ke sekolah.
"Meski kami sudah mengaku tidak pernah melakukan pemotongan, ketiga oramg itu sempat mengancam kami akan melaporkan kasus tersebut ke media, Kepala Dinas Pendidikan Kendal, penegak hukum dan akan menggerakkan demo orang tua murid ke sekolah," lanjut Maskuri.
Dikatakan, ketiga oknum tersebut meminta uang sebesar Rp 6 juta dengan alasan untuk biaya macam-macam. Awalnya Maskuri kemudian memberikan uang sebesar Rp 1 juta namun ditolak. Kemudian memberikan uang lagi sebesar Rp 3 juta tapi tetap saja ditolak.
Terakhir kalinya Maskuri memberikan uang sebesar Rp 4,5 juta sambil memohon karena sudah tidak memiliki uang lagi dan uang itu juga dari hasil patungan dan pinjaman dari para guru.
Setelah menerima Kemudian salah satu oknum tersebut segera memasukkan uang sebesar Rp 4,5 juta ke dalam tasnya dan meninggalkan sekolah. Saat dihalaman parkir sekolah, ketiganya diamankan warga dan anggota polsek Weleri.
"Setelah dikasih uang itu, mereka berpamitan pulang. Namun saat dihalaman parkir, warga dan polisi mengamankan ketiganya," pungkasnya.
Baca Juga: Tersangka Dugaan Pemerasan Kepala SD di Weleri Segara Diumumkan
Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kendal Ferinando Rad Bonay mengatakan, prinsipnya mengapresiasi pihak-pihak yang ingin menyuarakan hal yang tidak semestinya dilakukan oleh jajaran pendidikan.
“Prinsip saya apresiasi pihak yang ingin menyuarakan hal yang tidak semestinya, namun sebaiknya dilakukan dengan cara yang benar. Laporkan ke kami jika temukan hal yang menyimpang dan akan kita lakukan pemeriksaan,” terangnya.