BATANG, AYOBATANG.COM -- Setelah hampir delapan tahun berlalu, kasus pembunuhan Haniyah, seorang pembantu rumah tangga berusia 37 tahun, kembali menjadi sorotan di Kabupaten Batang.
Kasus yang menguap hampir mirip dengan Vina Cirebon terjadi pada tahun 2016 ini setelah sebuah baliho raksasa dipasang di pertigaan jalan Pasar Warungasem, mempertanyakan kemajuan penyelidikan.
“Kasus pembunuhan Haniyah binti Sutrisno 2016-2024 terabaikannya???,” demikian pertanyaan yang terpampang nyata, menggugah ingatan publik akan tragedi yang sempat menghebohkan tersebut.
Baca Juga: Daftar Zonasi PPDB SMA di Kendal, Wilayah Perbatasan Bersaing Warga Kabupaten Lain
“2024 belum ada titik terang???,” tambah baliho itu, menandai lama waktu yang telah berlalu tanpa jawaban.
Haniyah ditemukan tewas dengan kepala bersimbah darah di Desa Gapuro, Kecamatan Warungasem, pada tanggal 4 Desember 2016.
Ia bekerja di rumah Masrukhin yang saat itu berusia 44 tahun. Mayatnya pertama kali ditemukan oleh majikannya saat hendak memasang penutup mobil di garasi, dengan bantuan Ikoh, melalui pintu gudang samping garasi.
Korban mengalami luka sobek di bagian kepala belakang sebelah kanan, berdiameter sekitar 3 sentimeter, dan lebam di leher sebelah kanan.
Baca Juga: Dua Warga Batang Terbebas dari Pasung setelah Lebih Satu Dekade Terisolasi
Polres Batang menemukan beberapa barang bukti, termasuk gembok garasi, ponsel Nokia hitam milik korban, dan sandal jepit putih. Diperkirakan, Haniyah meninggal akibat dipukul dan dicekik.
Namun, hingga kini, kasus pembunuhan Haniyah masih menyisakan tanda tanya besar. Siapa sebenarnya pelaku di balik tragedi ini. Masyarakat Batang menantikan keadilan yang telah lama tertunda.
Sementara itu, Ketua LBH Ansor Kabupaten Batang Miqdam Yusria Ahmad mengungkapkan siap mengawal kasus tersebut yang akan di banti juga olrh LBH Ansor se Indonesia.
"LBH Ansor Batang bersama LBH Ansor se Indonesia siap mengawal kasus Haniyah yang sudah 8 tahun tidak ada kabarnya," ungkapnya saat dihubungi melalui telepon, Kamis 13 Juni 2024.