KENDAL,AYOSEMARANG.COM - - Festival pituturan yang diselenggarakan komunitas kesenian dan kebudayaan di Kendal merupakan bentuk ikhtiar dari teman-teman komunitas yang ingin menghadirkan ruang-ruang berkesenian bagi masyarakat.
Panitia Festival Pituturan Kendal Alan Yahya menyampaikan pentingnya kehadiran ruang-ruang berkesenian bagi masyrakat. "Kegiatan ini merupakan ikhtiar komunitas yang ada di Kendal ingin menghadirkan ruang berkesenian bagi masyarakat," katanya Rabu 17 Juli 2024.
Pamong Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal, Anang Yuli Ariadi menyampaikan apresiasi terhadap pelaksanaan Festival Pituturan Kendal. Ia juga berharap, kegiatan seperti ini dapat bermanfaat untuk masyarakat.
“Kegiatan budaya seperti ini, diharapkan antar pegiat seni dapat saling berkolaborasi dan memberikan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar, tidak hanya sebagai hiburan tetapi juga memiliki nilai lebih,” ungkapnya.
Festival Pituturan Kendal sudah memasuki putaran ketiga yang diselengagrakan di Desa Pageruyung, Kecamatan Pageruyung akhir pekan lalu. Mengusung tema "Mepe Cengkeh", kegiatan kali ini bekerjasama dengan Sanggar Rejo dan beberapa grup kesenian di sekitar.
Berbeda dari dua edisi sebelumnya, rangkaian festival kali ini sudah dimulai sejak pagi dengan kegiatan Sambang Lepen.
Baca Juga: Titik Pertama Festival Pituturan Kendal, Ada Pagelaran Seni, Film dan Diskusi Budaya
Yakni kegiatan berdoa bersama dan menanam bibit pohon di 7 titik sumber mata air Desa Pageruyung. Ketua Sanggar Rejo, Eka Setiawan mengatakan kegiatan ini menjadi ajang untuk kembali mengingatkan generasi muda tidak melupakan sumber mata air yang telah banyak bermanfaat bagi kehidupan desa.
"Biar anak-anak di sini tahu bagaimana menjaga lingkungan yang telah membesarkan mereka" ungkap Eka yang biasa disapa Acong ini.
Kemudian dilanjutkan dengan "Skets and Tour", yaitu kegiatan melukis bersama di lokasi bersejarah Pabrik Karet Sukomangli. Kegiatan ini dihadiri oleh para pelukis sketsa dari beberapa komunitas seni, seperti Kalikuto Art, Kendal Sketcher, dan Beringin Rasa.
M Yusril Mirza, Ketua Festival Pituturan Kendal berharap melalui kegiatan kreatif ini dapat memantik daya minat lintas pegiat untuk bersama-sama menjaga objek bersejarah. "Dengan mengajak para pelaku seni hadir di sini, selain menjadi upaya dokumentasi objek bersejarah Pabrik Karet Sukomangli dalam bentuk lukisan sketsa. Juga sebagai strategi meningkatkan nilai penting sebagai ruang daya guna seni" ujarnya.
Ada juga kirab budaya Ganti Mori Selo Roto bersama dengan masyarakat Desa Pageruyung. Kegiatan ini menjadi ajang tradisi berdoa bersama dan pengingat kembali sejarah desa di Punden Selo Roto.
Dilanjutkan dengan pertunjukan budaya dari sore hingga malam hari oleh pentas anak dan kesenian rakyat Pageruyung, seperti Drama Mepe Cengkeh, Tari Gidro, Kesenian Barongan, Jaranan, Srandulan Putri, dan Tari Wiratha Tamtama. Pada sesi kegiatan ini, menjadi yang paling meriah bahkan keberadaan masyarakat sebagai penonton membanjiri area sekitar panggung yang tampak memiliki antusiasme yang tinggi.