Mengurai Masalah Tuberkulosis di Kabupaten Batang

photo author
- Jumat, 2 Agustus 2024 | 16:44 WIB
Aksi Daerah Penanggulangan TBC di Aula Dinas Kesehatan Batang, Kamis 1 Agustus 2024.  (Istimewa )
Aksi Daerah Penanggulangan TBC di Aula Dinas Kesehatan Batang, Kamis 1 Agustus 2024. (Istimewa )

BATANG, AYOSEMARANG.COM - Seperti fenomena gunung es yang hanya memperlihatkan bagian atasnya, penderita Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Batang juga sulit terdeteksi secara pasti.

Kondisi ini disebabkan oleh keterbatasan pemantauan dan pelaporan pasien setelah berobat ke fasilitas kesehatan.

Pemerintah Kabupaten Batang bersama lintas sektor telah memulai upaya intensif untuk memantau dan menangani penderita TBC.

Langkah ini merupakan tindak lanjut dari arahan Pemerintah Pusat, yang bertujuan untuk mengurangi jumlah penderita TBC hingga tahun 2030.

Baca Juga: Nasib Potong Rambut Madura di Semarang: Bersaing Sengit dengan Barbershop, Cepak Taruna Jadi Langganan

Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Batang, Ari Yudianto, menekankan pentingnya aksi nyata dari setiap instansi untuk mengatasi TBC.

“TBC adalah penyakit menular, sehingga penanganan sejak dini sangat krusial agar penularan dapat diminimalkan,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam Rencana Aksi Daerah Penanggulangan TBC di Aula Dinas Kesehatan Batang, Kamis 1 Agustus 2024.

Selain pemantauan dari Dinas Kesehatan, promosi kesehatan juga perlu dilakukan oleh instansi terkait. Kementerian Agama (Kemenag), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), serta Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) harus aktif memantau karyawan perusahaan, termasuk TNI/Polri, untuk mencegah penularan TBC.

Data dari Dinas Kesehatan setempat menunjukkan bahwa terdapat sekitar 1.800 penderita TBC di Kabupaten Batang. Meskipun 92 persen dari mereka rutin berobat, pengobatan belum mencapai 100 persen karena beberapa penderita enggan berobat.

Baca Juga: Kunci Jawaban Sejarah Kelas 11 Halaman 30 dan 31 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 4: Perlawanan Sebelum dan Setelah Abad ke-19

Kepala Dinas Kesehatan Batang, Didiet Wisnuhardanto, mengingatkan bahwa penderita TBC seringkali hanya berobat jika ada keluhan.

“Seperti fenomena gunung es, hanya bagian atasnya yang terlihat,” ungkapnya.

Terkait TBC pada anak-anak, penularan bukan hanya dari sesama anak, tetapi juga dari orang dewasa di sekitar mereka. Orang tua, lingkungan sekolah, dan bahkan pembantu atau pengasuh dapat menjadi sumber penularan.

“Mereka bisa tertular dari orang tua, di sekolah, bahkan dari pembantu atau pengasuhnya. Kalau pengobatan untuk anak tentu berbeda dari takaran dosisnya saja,” pungkasnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X