Insiden kericuhan ini dipicu oleh sindiran bernuansa sentimen kedaerahan antara calon dari Batang dan luar Batang, serta isu terkait ijazah dan gelar haji.
Menjelang akhir acara, gesekan yang muncul antar pendukung pasangan calon nyaris berkembang menjadi aksi kekerasan, namun petugas keamanan dengan sigap mengendalikan situasi dan mengeluarkan beberapa pendukung yang terlibat dari arena debat.
Dengan perhatian penuh pada kondusifitas pelaksanaan debat selanjutnya, Bawaslu Kabupaten Batang berupaya memastikan bahwa panggung debat dapat kembali berfungsi sebagai ajang demokrasi yang damai dan bermartabat, tanpa mengorbankan esensi dari diskusi publik yang konstruktif.(*)