Langkah ini diharapkan dapat mengurangi peredaran gabah keluar daerah dan memenuhi kebutuhan beras di Kendal, serta memberikan harga yang menguntungkan bagi petani lokal.
“Kami ingin memastikan petani di Kendal tidak hanya mendapatkan harga yang adil, tetapi juga agar pasokan gabah dan beras di daerah ini tetap stabil,” tambahnya.
Sementara Pandu Rapriat Rogojati, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kendal, menjelaskan bahwa Kabupaten Kendal memiliki luas sawah yang ditanami padi mencapai 1.300 hektar. "Di Desa Brangsong, yang menjadi lokasi panen raya kali ini, hasil gabah petani saat ini mencapai 7 hingga 8 ton per hektar. Namun, pada musim kemarau, hasilnya dapat mencapai 8,5 hingga 9 ton per hektar," jelas Pandu.
Ia juga menambahkan bahwa cuaca yang tidak menentu dan dampak banjir yang melanda beberapa wilayah di Kendal turut mempengaruhi hasil panen.
Diperkirakan, total produksi gabah di Kabupaten Kendal mencapai 130.000 ton. Dengan Harga Pokok Penjualan (HPP) gabah yang dibeli oleh Bulog sebesar Rp 6.500 per kilogram, pemerintah berharap bisa membantu petani untuk memperoleh harga yang lebih stabil dan terjangkau. Namun, terbatasnya fasilitas penggilingan menjadi tantangan dalam upaya penyerapan beras yang maksimal.