KENDAL,AYOSEMARANG.COM - Serik
Pendidikan Tani Hutan ini bertujuan untuk menyukseskan program perhutanan sosial yang tengah digencarkan pemerintah.
Melalui sekolah tani nelayan dan pendampingan kelompok tani binaan, STN Jateng ingin membuktikan bahwa pengelolaan hutan yang lestari dapat dilakukan dengan pendekatan mini hilirisasi di tingkat kelompok tani.
Nova Geri Jordan, perwakilan STN Jawa Tengah, menjelaskan bahwa materi utama dalam pendidikan ini adalah proses hilirisasi.
Proses tersebut dimulai dari pengenalan tanaman yang cocok ditanam di kawasan hutan, dilanjutkan dengan pengolahan hasil panen agar memiliki nilai tambah.
“Dengan mini hilirisasi secara kolektif, maka akan tercipta ekosistem ekonomi yang mandiri di tingkat kelompok tani,” ujar Nova.
Baca Juga: GeMAR, Program Anti Rugi untuk Petani dari Blora, Anak Muda Diajak Bertani
Untuk mendukung keberhasilan program ini, STN Jateng juga menggandeng perguruan tinggi dalam pendampingan kelompok tani, khususnya dalam pengolahan hasil panen.
Salah satu mitra yang terlibat adalah LPPM UNIKA melalui Fakultas Pertanian Program Studi Teknologi Pangan.
Ketua Umum Pengurus Pusat STN, Ahmad Rifai, yang juga menjabat sebagai Tenaga Ahli Menteri Sosial, mengatakan bahwa pendidikan tani hutan ini sejalan dengan program pemerintah dalam pengentasan kemiskinan.
“Semua kementerian dan lembaga terkait, seperti Kementerian Sosial dan Kementerian Kehutanan, harus memiliki satu perspektif dalam pengentasan kemiskinan, terutama di kawasan hutan,” tegas Rifai.
Ia menambahkan, kolaborasi lintas sektor sangat penting dalam menciptakan inovasi untuk mengatasi kemiskinan, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di kawasan kehutanan.
Program Pendidikan Tani Hutan yang digagas STN Jateng ini diharapkan menjadi paradigma baru dalam pengelolaan hutan secara berkelanjutan. Tidak hanya mendukung kelestarian lingkungan, program ini juga mendorong terbentuknya ekosistem ekonomi hutan yang terintegrasi dengan jasa lingkungan dan potensi ekowisata desa.