AYOSEMARANG.COM -- Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Mohammad Saleh, mendorong Pemerintah Kabupaten Batang untuk segera memiliki museum daerah sebagai pusat penyimpanan dan pelestarian sejarah lokal.
Usulan tersebut mencuat setelah ia menghadiri peluncuran film dokumenter “Batang Rewind” di Aula Kabupaten Batang, Kamis 27 November 2025.
Saleh menilai, kekayaan sejarah Batang terlalu besar untuk dibiarkan tanpa wadah pengelolaan yang memadai. Menurutnya, museum daerah akan menjadi ruang arsip dan edukasi yang mampu mengumpulkan berbagai peninggalan sejarah secara lebih terorganisir.
“Kabupaten Batang sudah pantas memiliki museum khusus untuk menyimpan dan merawat peninggalan sejarah yang sangat banyak dan beragam,” tegas Saleh.
Ia menjelaskan, dorongan ini muncul setelah melihat proses dan diskusi panjang dalam pembuatan “Batang Rewind” oleh komunitas Pegiat Literasi Batang. Film tersebut, kata Saleh, membuka fakta bahwa Batang memiliki rekam jejak sejarah penting di kawasan Jawa, namun belum memiliki tempat penyimpanan resmi yang layak.
Rumah Dinas Berpotensi Jadi Museum
Menanggapi hal itu, Bupati Batang M. Faiz Kurniawan mengungkapkan bahwa pemerintah daerah sedang mengkaji rencana pengalihfungsian Rumah Dinas Bupati menjadi Museum Sejarah Batang.
“Lagi saya kaji. Rumah Dinas Bupati kayaknya paling cocok dijadikan museum,” ujarnya.
Faiz menilai bangunan tersebut terlalu besar jika hanya difungsikan sebagai rumah dinas. Selain itu, lokasinya yang berada tepat di depan alun-alun membuatnya strategis dan mudah dijangkau masyarakat, pelajar, hingga wisatawan.
Menurut Faiz, museum yang berada di pusat kota akan semakin memudahkan generasi muda mengakses literasi sejarah sekaligus menumbuhkan kebanggaan masyarakat terhadap identitas daerah.
Faiz juga mengapresiasi peluncuran film dokumenter “Batang Rewind”. Ia menyebut karya tersebut memiliki peran penting sebagai fondasi penguatan literasi sejarah daerah melalui media audio-visual.
Menurutnya, literasi sejarah melalui film memiliki tiga tujuan utama: meningkatkan pemahaman masyarakat, menumbuhkan kecintaan terhadap kampung halaman, dan memperkuat rasa percaya diri bahwa Batang memiliki kontribusi besar terhadap sejarah Pulau Jawa.
Dengan munculnya gagasan pendirian Museum Batang, peluncuran “Batang Rewind” bukan sekadar agenda pemutaran film, tetapi menjadi pemantik ide besar untuk memperkuat identitas dan warisan sejarah daerah.