Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia Jateng Ade Siti Muksodah: Kopi Batang Bisa Masuk Pasar Ekspor Eropa

photo author
- Senin, 3 Juli 2023 | 17:31 WIB
Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia Jateng Ade Siti Muksodah, saat menjadi narasumber di event Kenduri Kopi yang digelar di Adinuso Reban 21 Juni 2023. Foto: Muslihun kontributor.
Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia Jateng Ade Siti Muksodah, saat menjadi narasumber di event Kenduri Kopi yang digelar di Adinuso Reban 21 Juni 2023. Foto: Muslihun kontributor.

 

BATANG, AYO SEMARANG.COM- Memiliki kebun kopi yang cukup luas, Kopi Kabupaten Batang punya potensi masuk ke pasar ekspor untuk negera - negara di Eropa Timur seperti Rusia.

Hal ini diungkapkan Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia Jateng Ade Siti Muksodah, beberapa lalu di event Kenduri Kopi yang digelar di Adinuso Reban.

Baca Juga: HASIL AKHIR Live Score Persik Kediri vs Borneo FC BRI Liga 1 Laga Hari Ini, Cek di Sini Siapa Pemenangnya

"Kopi di Jawa Tengah ini bisa dipasarkan di Eropa dan beberapa daerah di Amerika. Kita sudah mulai ke Afrika juga. Kalau di Batang ini, bisa masuk Rusia seperti kopi Wonosobo," ujar Ade.

Ia menyebutkan di tahun 2023 ini ekspor kopi di Jateng pun sudah naik 11-13 persen dari tahun sebelumnya. Saat ini ekspor kopi di Jawa Tengah masih menempati posisi belasan dalam ekspor kopi di Indonesia.

Baca Juga: Sejumlah Rumah di Kampung Nelayan Kendal Masih Terendam Rob

" Petani dan para pelaku kopi di Batang masih perlu ada edukasi yang mendalam. Sehingga tak hanya kopinya yang berkualitas, tetapi juga petaninya berkualitas. Sehingga nantinya keberlangsungan ekspor kopi ini lebih bertahan lama,"ungkapanya.

Salah satu petani kopi Batang, Rokhim, menjelaskan jika hasil panen kopi di kebunnya masih di angka standar. Dimana per hektarnya bisa dipanen sekitar 12 ton sehari. Meski begitu pihaknya mentargetkan bisa bisa panen 15-16 ton per hari. Dimana untuk harga Bean saat ini berkisar Rp65-70 ribu per kilogram.

"Untuk pemasaran kami sudah bekerja sama melalui kedai-kedai cafe, untuk jenis petik merah. Meski belum seberapa kami fokus untuk menjaga kualitas, karena ini yang harus dipertanggungjawabkan," pungkasnya.

Sementara itu, Staf Khusus Kemnaker RI, Caswiyono menyebut jika kopi Batang perlu memiliki branding tersendiri. Sehingga tidak dimonopoli oleh daerah lain, karena kualitasnya yang sudah bagus.

Baca Juga: Rental Playstation di Puspogiwang Barat Semarang Disatroni Maling, Pelaku Pakai Jaket Ojol

"Agar ekonomi kopi punya dampak untuk perekonomian lokal, harus dikembangkan lewat ekosistem, tidak bisa secara parsial. Ekosistemnya mulai dari budidaya, produksi, pengolahan, hingga pemasaran, dan harus terintegrasi. Dan ini sudah dilakukan oleh pegiat kopi di sini," ujarnya.

Apalagi kopi yang dikelola oleh petani Batang kata Dia, merupakan kopi organik yang tidak terkontaminasi bahan kimia. Sehingga sehat kopinya, sehat alamnya dan sehat peminumnya. Sehingga turut mendorong kualitas kopi lokal dan mendorong kesejahteraan petani.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Vedyana Ardyansah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X